Djawanews.com – Tagar #BupatiKlatenMemalukan trending di media sosial Twitter. Bahkan sempat menempati urutan pertama beberapa kali. Dalam tagar tersebut banyak diunggah foto dan meme dengan menyantumkan foto Bupati Klaten, Sri Mulyani. Dalam pengamatan tim Djawanews, ada beberapa sebab mengapa Bupati Klaten disorot oleh Netizen.
Penyebab secara umum adalah Bupati Klaten dianggap melakukan hal-hal yang tidak etis di tengah pandemi. Salah satunya adalah dengan membagikan handsanitizer dengan stiker bergambar wajahnya. Padahal handsanitizer tersebut adalah bantuan dari Kemensos.
Tak cukup sampai situ, bantuan beras yang diberikan kepada warga juga dilabeli dengan stiker bergambar wajahnya, masker yang dibagikan bertuliskan namanya, dan masih banyak lagi tindakan Bupati Klaten yang dianggap tak etis.
Permasalahan tersebut ternyata tak terbatas pada perilaku Bupati Klaten yang dianggap tak etis. Netizen juga mempermasalahkan adanya dinasti keluarga dalam pusara kekuasaan di Klaten. Seperti yang dicuitkan oleh @kebabturkey.
“Inilah yg dinamakan dynasti keluarga cemara bahagia aman dan sentosa. Wajahnya hampir disetiap lini ada, entah di sembako, kantong kresek dll. Tinggal satu lg yg blum, apakah beliau sudah mencetak buku surah Yasiin yg ada foto&nama beliau?#BupatiKlatenMemalukan.,” tulisnya yang disertai dengan foto kolase barang-barang yang ditempeli stiker wajah bupati Sri Mulyani.
Bupati Klaten Disorot, Kenali Profilnya
Hj. Sri Mulyani adalah Bupati Klaten yang ternyata menjabat selama dua periode, yakni 2017–2021. Ia menjabat setelah bupati sebelumnya, Sri Hartini, diberhentikan karena kasus korupsi. Setelah itu Sri Mulyani menggantikan Sri Hartini.
Yang lebih mencengangkan lagi, Sri Mulyani adalah Istri dari Mantan Bupati Klaten pada periode 2005-2015. Ini yang dianggap Netizen ada dinasti keluarga yang menguasai Klaten.
Djawanews mencoba mencari rekam jejak dan berbagai pemberitaan mengenai Bupati Klaten Sri Mulyani. Dalam penelurusan, kami menemukan beberapa pemberitaan yang menyoroti dinasti kekuasaan di Klaten, yang menyeret nama empat orang nama.
Dimulai dari Bupati Haryanto Wibowo yang menjabat sebagai Bupati Klaten pada periode 2000-2005. Perlu diketahui bahwa Harnyanto adalah suami dari Sri Hartini, Bupati sebelum Sri Mulyani. Selanjutnya, Haryanto diganti oleh Sunarna, yang merupakan suami dari Sri Mulyani.
Sunarna terpilih jadi Bupati Klaten untuk masa bakti 2005-2010. Sedangkan Haryanto Wibowo yang semula menjabat jadi Bupati, pada tahun tersebut menjadi wakil mendampingi Sunarna.
Namun setelah masa jabatannya habis, Bupati Sunarna terpilih kembali. Ia tidak lagi didampingi oleh Haryanto Wibowo sebagai wakil, namun didampingi oleh Sri Hartini (2010-2015) yang merupakan istri Haryanto.
Rantai kekuasaan tak berhenti di situ saja. Pada tahun 2015, Sri Hartini ternyata dilantik menjadi Bupati Klaten. Ia didampingi oleh Sri Mulyani. Lalu pada tahun 2016, Sri Hartini tersandung kasus korupsi. Dengan begitu Sri Mulyani menggantikan Sri Hartini. Ia dilantik pada tahun 2016 dengan masa bakti hingga 2021.
Dari kesimpulan di atas masyarakat kemudian menganggap Klaten dikuasai oleh dinasti keluarga. Memang selama 20 tahun terakhir Jabatan strategis Klaten hanya berputar pada Haryanto Wibowo dan istrinya, serta Sunarna dan istri. Jadi, wajar jika Bupati Klaten disorot hingga sekarang.