Sosok menteri baru Jokowi haruslah orang bermoral dan berintegritas.
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko WIdodo dan Ma’ruf Amin telah menyampaikan Visi dan Misinya dalam acara bertajuk ‘Visi Indonesia’ yang digelar di Sentul International Convention Center pada Minggu (14/7/2019) di Bogor, Jawa Barat.
Dalam acara tersebut Joko Widodo atau Jokowi berpidato mengenai lima program prioritas yang bakal dijalankan diperiode kedua pemerintahanya. Selain itu dia juga menyebut bakal membutuhkan menteri-menteri yang berani melakukan terobosan dan inovasi di kabinet jilid keduanya nanti.
Soal Kabinet Kerja Jokowi yang baru menuai banyak tanggapan dari sejumlah tokoh nasional salah satunya datang dari anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Ma’arif.
Syafii Ma’arif berharap Jokowi tak terapkan praktik ‘dagang sapi’
Buya Syafii Maarif mengimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk menghindari potensi praktik ‘dagang sapi’ saat menyusun kabinet kerja periode 2019-2024.
“Kalau nanti susunan kabinetnya masih ‘dagang sapi’ itu susah, mudah-mudahan tidak lah,” ujar Syafii Ma’arif di Sleman, Senin (15/7/2019).
Buya Syafii memaparkan, ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh setiap calon menteri yang bakal membantu Jokowi di kabinet jilid duanya nanti. dia menilai, sosok menteri Jokowi-Ma’ruf nanti haruslah orang yang bermoral, berintegritas serta paham akan tugas-tugasnya.
“Artinya orang yang punya moral, punya visi, punya tanggung jawab, paham tugas dan dijalankan. Jangan bertopeng-topeng. Jangan berpura-pura. Itu yang perlu dilakukan sekarang,” papar Buya Syafii.
Buya Syafii mengatakan, Presiden Jokowi juga harus berani mengambil tindakan tegas kepada para menteri yang telah dipilih apa bila tidak mampu menjalankan tugas dengan benar.
Selain itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah meminta Jokowi untuk tak segan-segan memecat anak buahnya tersebut.
“Presiden harus tegas. Harus dipantau betul, ada menteri yang ternyata ada yang tidak menjalankan fungsi dengan baik, ya diganti,” katanya.
dia juga tidak mempermasalahkan apabila Jokowi memilih calon menteri dari kalangan Partai Politik, namun calon menteri tersebut haruslah orang yang memiliki kompetensi di bidangnya.
“(Kader) dari partai politik pasti diakomodasi, tapi partai politik itu mengajukan calon, jangan seorang, mungkin dua atau tiga, yang mempunyai kompetensi, profesional dan memiliki integritas,” Tambah Buya Syafii
Buya Syafii menilai, tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah soal mental. Oleh sebab itu, setiap jajaran yang ada dibawah Jokowi menyesuaikan gerak langkahnya sesuai dengan arahan Presiden
“Mental kita memang masih belum banyak berubah, itu di semua, baik di birokrasi sipil, birokrasi polisi (aparat hukum), masih banyak. Kapolri, Panglima TNI, itu juga harus betul-betul menyesuaikan gerak langkahnya dengan arahan presiden dan presiden harus memantau terus,” tandasnya.