Djawanews.com – Ketua Umum DPP NasDem, Surya Paloh akhir-akhir ini kerap mengkampanyekan untuk menghentikan polarisasi dan politik identitas. Dan menurutnya, Pilpres 2024 menjadi momentum penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Karena itulah, Surya Paloh sering menggaungkan kepada semua pihak untuk menghentikan polarisasi maupun politik identitas.
Namun Pakar Politik, M. Qodari justru menentang narasi elit politik yang mendadak ingin menghentikan polarisasi.
Alasanya, M. Qodari sampai saat ini masih tidak percaya, lantaran ia meyakini pada pertarungan Pilpres 2024 polarisasi dan politik identitas akan tetap dipakai.
Sehingga ia menilai, elite politik yang gaungkan narasi seperti Surya Paloh pada prinsipnya cuma omong kosong alias bullshit.
“Saya gak percaya dengan elite politik yang mengatakan kami sudah kapok dengan polarisasi kami sudah menolak politik identitas,” kata M. Qodari, dikutip dari warta ekonomi, Rabu 29 Juni.
“Sekarang ngomong begitu saat bertarung sebaliknya,” tambah M. Qodari.
M. Qodari mengatakan, sebenarnya semua pihak sama-sama memiliki gambaran dan prediksi yang sama, di mana ancaman polarisasi dan politik identitas akan lebih ekstrim.
“Jadi menurut saya, kita sudah tahu apa yang terjadi di Pilpres 2024,” ungkapnya.
Sebab itu, M. Qodari mewanti-wanti semua pihak untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut.
“Kita harus berbuat sesuatu untuk mencegah itu terjadi karena inilah hidup kita,” ulasnya.
Diketahui, Surya Paloh menyebutkan bahwa salah satu upayanya mencegah polarisasi dan politik identitas adalah mengusung pasangan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal ini pun ditentang oleh pegiat media sosial, Mazdjo Pray yang menilai langkah Surya Paloh justru akn menjadi sumber polarisasi.
"Duet tersebut kata Surya Paloh demi menghentikan polarisasi. Ini pendapat yang aneh. Masak mau menghentikan polarisasi malah ngajak sumber masalah polarisasi untuk jadi capres," katanya, dikutip dari kanal Youtube 2045 TV.
"Kalau mau menyelesaikan masalah polarisasi, mau membuat persatuan lebih konkrit, mulailah menghadirkan capres-capres yang bersih dari pengaruh polarisasi, capres yang jauh dari radikalis," tandasnya lagi.