Djawanews.com - 137 juta dosis vaksin --dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku-- sudah masuk ke Indonesia. Tapi mengapa jumlah orang yang disuntik vaksin masih sedikit.
Persoalannya bukan hanya masih banyak yang tidak percaya vaksin. Atau sekadar malas ikut antre.
Masih sedikitnya jumlah yang disuntik vaksin berbanding terbalik dengan stok vaksin yang dimiliki. Jutaan vaksin masih tersimpan di Bio Farma, Kemenkes atau bahkan di daerah-daerah hingga puskesmas.
Presiden Jokowi secara terang-terangan tidak suka dengan konsep menyentok vaksin. Presiden memerintahkan Menteri Kesehatan agar setiap vaksin yang ada, langsung dihabiskan.
"Artinya, dikirim langsung habiskan, kirim habiskan, kirim habiskan, karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya," ucap Jokowi dalam pembukaan ratas penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, pekan lalu.
"Sekali lagi, tidak usah ada stok. Stoknya itu yang ada hanya di Bio Farma. Yang lain-lain cepat habiskan, cepat habiskan, sehingga ada kecepatan," sambung Jokowi.
Jokowi juga memberi pesan khusus kepada Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten. Tiga provinsi di Pulau Jawa ini harus gila-gilaan melakukan vaksinasi kepada seluruh masyarakat.
"Menurut saya tiga, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, karena ini baru 12 persen. Jawa Barat baru 12 persen, Jateng 14 persen, Banten 14 persen, sehingga Jawa segera masuk ke herd immunity," jelasnya.