Djawanews.com – Ancaman resesi ekonomi Indonesia kian nyata. Pasalnya, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III kemungkinan akan berada di angka 0 hingga -2%.
Menteri yang genap berusia 58 tahun itu mengungkapkan, dengan outlook tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 akan ada di kisaran minus 1,1% hingga positif 0,2%.
“Jadi kita memang melihat di kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata, kuartal III outlook-nya antara 0% hingga negatif 2%,” katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Menkeu mengatakan bahwa kunci utamanya adalah konsumsi dan investasi. Sebab, meski pemerintah sudah totalitas, namun kedua hal masih negatif, maka RI akan sulit mencapai zona netral.
“Ini harus dilihat dan dimonitor. Makanya, Presiden minta menteri fokus melihat indikator investasi. Kuartal II kontraksi dalam. Kuartal III dan Kuartal IV bisa mulai pulih paling tidak mendekati 0%,” jelas Sri Mulyani.
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II juga buruk. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi RI sebesar -5,32%. Hal itu terjadi sebagai salah satu rentetan akibat dari pandemi Covid-19.
Jika pertumbuhan ekonomi di kuartal III sama buruknya dengan di kuartal II, Indonesia benar-benar terancam masuk ke dalam jurang resesi ekonomi. Saat ini pemerintah tengah berupaya menghindari hal tersebut dengan memberikan stimulus yang berupa bantuan dan subsidi, agar mampu memantik pertumbuhan ekonomi RI.
Untuk mengetahui seluk beluk dan pengertian resesi ekonomi, simak terus Pewarta Harian Nasional Djawanews.