Djawanews.com – Kementerian Keuangan mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 hingga September masih mencetak surplus sebesar Rp60,9 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, bukuan itu terjadi akibat sektor pendapatan negara yang lebih tinggi dengan Rp1.974,7 triliun dibanding belanja negara sebesar Rp1.913,9 triliun.
Secara terperinci, Sri Mulyani mengungkapkan pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak yang tumbuh 54,2 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.310,5 triliun.
Kemudian untuk kepabeanan dan cukai terkumpul penerimaan sebesar Rp232,1 triliun dengan pertumbuhan 26,9 persen. Selanjutnya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diketahui terhimpun sebesar Rp431,5 triliun atau tumbuh 34,4 persen.
Adapun untuk sisi spending, disebutkan belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp1.361,2 triliun dengan belanja yang ditransfer ke daerah (TKD) sebesar Rp552,7 triliun.
“Surplus ini menjadi bekal kita untuk mengakumulasi daya tahan dalam menghadapi gejolak dunia yang tidak pasti pada 2023 mendatang,” ujarnya saat menggelar konferensi pers APBN Kita pada Jumat, 21 Oktober.
Sebagai informasi, torehan moncer APBN ini melanjutkan tren positif sejak awal tahun dengan Januari surplus sebesar Rp28,9 triliun, Februari surplus Rp19,7 triliun, Maret surplus Rp10,3 triliun, April surplus Rp103,1 triliun.
Kemudian, Mei surplus sebesar Rp132,2 triliun, Juni surplus Rp73,6 triliun, Juli surplus sebesar Rp106,1 triliun, Augustus surplus Rp107,4 triliun dan September yang surplus Rp60,9 triliun.
“Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN sampai dengan September 2022 tetap positif dan terkendali ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu belanja negara tumbuh namun perlu diakselerasi,” tegas Menkeu.