Djawanews.com – Nama saudara Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, menjadi hangat beberapa waktu ini, lantaran dikait-kaitkan dengan kasus ijin ekspor lobster.
Tekait dengan hal tersebut, Hashim mengaku ingin curhat. “Terus terang saya mau curhat. Saya oleh media, termasuk media asing, dibilang melakukan korupsi dan kronisme ekspor lobster,” kata Hashim dalam pertemuan dengan para pimpinan media di Jakarta, Jumat (17/7).
Hashim menyatakan jika perusahaannya, Bima Sakti Bahari terlah mendapat izin melakukan budi daya dan ekspor lobster. Dirinya mengaku hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikatan Nomor 12 Tahun 2020.
“Memang ada 2 atau 3 perusahaaan terkait Gerindra tapi coba cek perusahaan-perusahaan lain yang mendapat ijin. Menteri KKP memberi ijin kepada 50 perusahaan. Tidak ada oligopoli atau monopoli,” terang Hashim.
Hashim lantas menjelaskan Permen Nomor 12 Tahun 2020 tidak hanya mengatur izin ekspor, melainkan juga budi daya. Menurutnya, perusahaan miliknya akan membudidayakan lobster baru kemudian mengekspornya.
Hashim juga yakin jika perusahaan miliknya kompeten di bidang kelautan. Selanjutnya, Hashim mengaku jika memang ingin korupsi, maka dia akan melakukannya melalui Kementerian Pertahaman.
“Tapi Pak Prabowo justru tidak mau menandatangani pembelian alutsista senilai Rp50 triliun karena ada mark-up. Uangnya dikembalikan ke Menkeu,” terang Hashim.
Atas tuduhan yang dilontarkan kepadanya, Hashim berani bersumpah atas nama keluarganya. “Demi Allah, demi Tuhan, saya dan keluarga kami tidak akan korupsi. Saya pertaruhkan reputasi keluarga ini,” jelasnya.
Simak kabar soal ekspor lobster dan keterlibatan Hashim Djojohadikusumo, hanya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.