Djawanews.com – Beredar di media sosial video Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berjanji tak mau dicapreskan jika harus berhadapan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hal ini bersamaan dengan Partai NasDem resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) 2024.
Potongan video soal janji Anies itu dibagikan oleh akun @obadw720 melalui media sosial TikTok.
"Saya tahu persis bahwa Pak Prabowo memang akan menjadi calon presiden. Jadi saya sampaikan semua bahwa calon presiden adalah Pak Prabowo, karena itu jangan memikirkan tentang nama-nama lain," ucap Anies seperti dikutip dari potongan video yang beredar, Rabu 5 Oktober.
"Dan jangan harap, jangan harap saya menyatakan bersedia apalagi menjadi poros ketiga, tidak mungkin. Dan itu komitmen saya dengan Pak Prabowo," tegasnya.
Setelah ditelusuri, potongan video itu merupakan rekaman wawancara Anies Baswedan di program acara Mata Najwa jelang Pilpres 2019.
Dalam rekaman tersebut, Anies menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengkhianati Prabowo. Pernyataan itu merujuk pada banyaknya tawaran partai-partai politik menjadikan Anies sebagai capres 2019.
Sementara saat itu, Anies masih dua tahun menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan didukung oleh Partai Gerindra dan PKS serta sejumlah partai lainnya.
"Pada semua saya katakan, saya tidak ingin menjadi orang-orang yang mengkhianati Pak Prabowo, saya sampaikan itu," kata Anies.
NasDem nilai janji Anies kepada Prabowo sudah usang
Menanggapi hal tersebut usai deklarsi pengusungan Anies sebagai capres 2024, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai, pernyataan Anies itu disampaikan dalam konteks tokoh yang diusung oleh Partai Gerindra pada Pilkada DKI 2017.
Oleh karena itu, janji Anies tersebut tidak lagi berlaku saat ini menjelang Pilpres 2024, meskipun Partai Gerindra kembali mengusung Prabowo sebagai capres.
"Itu kan dalam konteks Pilkada DKI. Toh, jabatan (Anies) di DKI sudah mau selesai kan? Sudah lima tahun kan? Tentu itu menjadi hal yang tidak kontekstual," kata Willy di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).
Willy menambahkan, janji Anies itu juga dalam konteks ingin menyelesaikan tanggung jawab sebagai kepala daerah hingga masa jabatannya berakhir. Menurutnya, hal itu sudah dipenuhi oleh Anies yang tetap menjadi gubernur DKI hingga 16 Oktober mendatang.
Sehingga, menurut Willy, pernyataan Anies tidak ingin berhadapan dengan Prabowo sudah tidak lagi dalam konteks yang tepat.
"Jadi kita bisa menongrimasi itu, teks dan konteks. Jadi konteksnya adalah beliau ingin menyelesaikan jabatan di DKI," kata Willy.