Djawanews.com – Ketua Cyber Indonesia Husin Shahab angkat bicara soal keputusan terhadap Edy Mulyadi yang dituntut 4 tahun penjara kemudian divonis 7 bulan. Husin menilai hal itu memuliakan para penyebar hoax di Indonesia.
"Dilaporkan tarkait hoax dgn sanksi 10th. Dituntut JPU 4th dan divonis 7 bulan. Sungguh mulia para penyebar hoax di NKRI," kata Husin melalui akun Twitternya, Senin 12 September.
Husin pun tidak heran jika banyak penyebar hoax masih banyak berkeliaran. Salah satu penyebabnya, karena tidak dihukum dengan hukuman yang menimbulkan efek jera.
"Pantes di negeri ini masih ada penyebar hoax karna negara tidak sigap soal penyebarannya. @KejaksaanRI @mohmahfudmd @jokowi," tandasnya.
Sebelumnya, hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis 7 Bulan dan 15 Hari penjara terhadap Edy Mulyadi terkait kasus 'Kalimantan tempat jin buang anak'.
Putusan ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menuntut Edy Mulyadi 4 tahun penjara.
Ketua Majelis Hakim Adeng AK mengatakan Edy Mulyadi terbukti bersalah melakukan tindak pidana dengan menyiarkan kabar yang tidak pasti atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan keonaran di masyarakat.
"Mengadili menyatakan terdakwa edy mulyadi tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan pertama primer dan dakwaan pertama subsider," jelas Adeng AK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin, 12 September.
Hakim pun meminta agar Edy Mulyadi segera dikeluarkan dari penjara karena masa penahanan yang dijalani telah berakhir.
"Menetapkan masa penangkapan dan atau penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan memerintahkan terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan," jelas Ketua Majelis Hakim PN Pusat.
Sebelumnya, Edy Mulyadi dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) 4 tahun penjara dalam kasus 'Kalimantan tempat jin buang anak'.
Jaksa menilai Edy bersalah melanggar pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Edy saat itu dinilai bersalah menyiarkan berita bohong sehingga menimbulkan keonaran di masyarakat.