Djawanews.com – Megawati Soekarnoputri merasa prihatin terhadap kasus yang menimpa Ditjen Pajak Kemenkeu. Ia prihatin dengan kondisi para pegawai pajak yang tidak taat membayar pajak dan hidup bermewah-mewahan.
"Saya melihat sendiri, di kalangan birokrat itu gimana, untuk apa Indonesia merdeka kalau rakyatnya sendiri, birokratnya sendiri, sudahlah," kata Megawati melalui keterangan tertulis, Rabu (1/3).
Megawati menekankan setiap warga negara berhak mendapat manfaat yang adil dari hasil pengelolaan pajak.
"Mengutip konstitusi, buat saya itu berharga banget, setiap warga negara mempunyai hak, tidak laki-perempuan, tidak miskin-kaya, punya hak yang sama kalau benar mau. Saya sih mintanya terjadi pembersihanlah, buat Republik ini," ungkap dia.
Sehingga ia mendukung Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melakukan bersih-bersih di lingkungan kementeriannya.
"Saya 100 persen mendukung beliau, Bu Sri Mulyani, mengenai masalah yang sangat memalukan di bidang keuangan, di bidang pajak," ujarnya.
Ditjen Pajak tengah menjadi sorotan usai Mario Dandy Satriyo anak seorang pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo menganiaya David putra dari pengurus GP Ansor. Kasus itu membongkar harta fantastis Rafael ke publik.
Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang dilaporkan Rafael per 2021, total kekayaannya mencapai Rp56,1 miliar, hampir setara dengan Sri Mulyani.
Rafael pada hari ini menjalani proses klarifikasi oleh KPK soal kekayaannya. Dalam pemeriksaan tersebut, KPK mendalami kepemilikan Jeep Rubicon dan Harley Davidson. Pasalnya, dua aset yang kerap dipamerkan putra Rafael, Mario itu tidak tercantum dalam LHKPN-nya.
KPK juga turut mengonfirmasi kepada Rafael perihal dugaan kepemilikan rumah mewah di beberapa daerah.
"Saya kira semua yang terkait dengan kepemilikan harta yang didaftarkan oleh yang bersangkutan menjadi materi klarifikasi," kata Plt. Juru Bicara Pencegahan KPK Ipi Maryati Kuding.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.