Djawanews.com - Pembangunan smelter di Halmahera sudah mencapai 97,98. Namun kondisinya saat ini belum mulai melakukan produksi. Hal tersebut terkait dengan belum teraliri listrik.
Proyek ini merupakan sinergi yang terjadi antar BUMN yang membuat pertanyaan besar. Apakah terjadi sinergi yang baik? Pasalnya dilapangan kini yang terjadi adalah belum beroperasinya smelter.
Kondisi tersebut membuat buram sinergi antar BUMN. Pasalnya PT PLN telah mengirimkan surat ke PT Antam tanggal 23 Juli 2020. Dalam surat yang ditanda tangani Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan Bob Saril, PLN menawarkan harga sebesar Rp595,65 per kilo watt per hour (kwh). Namun, PT Antam hingga kini belum membalasnya.
Persoalan terbengkelainya proyek pembangunan smelter nikel halmahera yang disinergikan PT Antam juga ditanggapi pengamat energi, Yusri Usman. Menurutnya kondisi fisik pembangunan yang sudah mencapai 97,98 persen seharusnya sudah berjalan sekarang.
"Harusnya sudah produksi agar cepat kembali investasinya," kata Yusri, yang juga Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) ini, saat dihubungi, Senin (12/4/2021).