Djawanews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena hujan es yang terjadi di wilayah Sleman, Selasa (2/3/2021) masih akan terjadi hingga April mendatang.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi DIY Reni Kraningtyas menilai hujan es tersebut merupakan fenomena alam biasa yang dapat terjadi bersama hujan lebat.
Lantas bagaimana hujan es terbentuk?
"Saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atas/atmosfer dan mengalami pendinginan," jelas Reni dikutip dari Harian Jogja.
“Setelah terjadi kondensasi akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level. Freezing level ini terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar," lanjutnya.
“Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. Es yang turun ini bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil," terang Reni.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.