Djawanews.com – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyinggung perihal fenomena radikal dan intoleran yang masih kerap terjadi di Indonesia. Ia menegaskan bahwa hal itu bisa memecah belah keutuhan bangsa.
Karena itu, Prabowo mengimbau semua pihak untuk mawas diri dari ajakan sekelompok orang yang terindikasi radikal dan intoleran.
Hal itu disampaikan Prabowo saat memberikan ceramah ilmiah di acara wisuda Universitas Pancasila, Jakarta pada Selasa 7 Juni.
"Jadi, jangan mau diajak yang radikal-radikalan. Semua agama mengajarkan kebaikan," kata Prabowo, dikutip dari Warta Ekonomi.
Probowo juga mengaku prihatin melihat potensi perpecahan di kalangan anak bangsa. Sebab itu pihaknya meminta untuk selalu memegang teguh Pancasila.
"Kalau ada yang mengajarkan kebencian pasti niatnya lain. Jangan-jangan itu ada negara asing yang mau memecah belah bangsa. Bagi saya, Pancasila sudah terbukti pemersatu bangsa," katanya.
Probowo kemudian mengutip seorang Profesor Hans Joachim Morgenthau tentang hubungan negara dan rakyat.
"Mereka mengatakan dalam hubungan antara negara yang berlaku adalah kekuatan atau power," katanya lagi.
Prabowo Subianto juga memaparkan pendapat ahli sejarah Thucydides beberapa abad silam.
"Seperti kata ahli sejarah Thucydides, pada 2.500 tahun yang lalu bahwa the strong will do what they can, the weak suffer what they must (yang kuat akan melakukan yang dia mampu, yang lemah akan menderita oleh apa yang harus dideritanya)," tuturnya.
Di hadapan para wisudawan sejumlah civitas akademi, Prabowo turut menyinggung unsur militer sebagai salah satu kekuatan sebuah negara.
"Bangsa itu apakah mampu mengolah, me-manage (mengelola), mendirikan, dan melatih tentara yang baik. Kita punya kekayaan yang luar biasa, jadi kita perlu tentara yang baik," ujar Prabowo Subianto.