Djawanews.com – Dikabarkan bahwa Anies Baswedan resmi lengser dari jabatan Gubernur DKI Jakarta hari ini, Senin (17/10). Mengakhiri masa tugasnya yang berlangsung selama lima tahun, kemarin Anies melakukan perpisahan di Balai Kota, Jakarta. "Sebagai penutup izinkan saya pamit. Kami datang tampak muka, kami pulang tampak punggung," kata Anies di hadapan ribuan warga DKI yang hadir pada Minggu, 16 Oktober.
Anies ingin mengungkapkan, ia datang sebagai gubernur dalam keadaan baik dan akan mengakhiri masa jabatannya secara baik pula. Dia mengajak warga untuk terus mendukung pemerintah provinsi DKI Jakarta ke depannya. Terlebih dalam melanjutkan program kerja yang sudah berjalan.
"Mari kita dukung Pemprov Jakarta ke depan dalam menuntaskan kerja-kerjanya," ucap Anies.
Rapor Ekonomi Anies Baswedan Selama 5 Tahun Jadi Gubernur Jakarta
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai Anies berhasil melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis oleh gubernur sebelumnya. "Menilai gubernur tidak bisa tanpa melibatkan gubernur sebelumnya. Anies sendiri mengatakan continuity and change. Saya kira kita bisa melihat banyak kemajuan Jakarta selama 5 tahun terakhir," kata Piter kepada kumparan, Minggu, 16 Oktober.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, pada tahun pertama Anies Baswedan memimpin yakni tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Jakarta yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.410,37 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp 232,34 juta atau USD 17,37 ribu.
Ekonomi DKI Jakarta tahun 2017 tumbuh 6,22 persen, mengalami peningkatan dibanding tahun 2016 sebesar 5,88 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 11,27 persen. Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12,37 persen.
Selanjutnya pada tahun 2018, ekonomi Jakarta turun tipis dibanding tahun sebelumnya menjadi 6,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 20,34 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengeluaran konsumsi pemerintah yakni 16,45 persen.
Masih dalam naungan Anies Baswedan, Penurunan terjadi lagi di tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2019 kembali melemah sebesar 5,89 persen, lebih rendah dibanding dengan tahun 2018 dan 2017. Memasuki tahun pertama COVID-19 menghantam dunia, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta di tahun 2020 minus 2,36 persen. Hampir seluruh lapangan usaha mengalami kontraksi kecuali jasa kesehatan, informasi dan komunikasi serta jasa keuangan.
Perekonomian Ibukota mulai mengalami pemulihan di tahun 2021, meskipun masih dibayangi oleh pandemi COVID-19 varian Delta. Tahun 2021, perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 3,56 persen setelah tahun sebelumnya tercatat minus.
Kemudian di kuartal II 2022, pertumbuhan ekonomi Jakarta terus menguat yakni di level 5,59 secara tahunan (yoy). Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tumbuh positif, kecuali Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP). Dari sisi produksi, tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa lainnya, dan perdagangan. Jadi bagaimana menurutmu soal masa jabatan Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta?
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.