Djawanews.com – Pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para relawannya saat berpidato dalam acara bertema ‘Nusantara Bersatu’ di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat pada 26 November 2022 kembali menghangatkan situasi politik Indonesia. Pasalnya Jokowi seperti menggiring para relawan untuk memilih tokoh politik tertentu untuk Pilpres 2024.
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa yang tersebar di ribuan pulau. Negara dengan penuh keberagaman dengan 714 suku, 1.300 bahasa daerah, dan agama yang juga berbeda-beda. Maka, hal utama, pemimpin yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang sadar akan kebesaran dan keberagaman Indonesia.
“Ini prinsip yang paling penting. Pemimpin Indonesia, memimpin Indonesia harus menyadari mengenai keberagaman Indonesia, karena kita ini beragam,” kata Jokowi.
“Hati-hati, saya titip hati-hati. Pilih pemimpin yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat. Juga, pilih pemimpin yang tahu apa yang diinginkan oleh rakyat, apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Jangan sampai kita memilih pemimpin, yang nanti hanya senangnya duduk di istana yang AC nya sangat dingin. Carilah pemimpin yang mau turun ke bawah,” Jokowi berpesan.
Menurut dia, pemimpin yang memikirkan rakyat terlihat dari penampilan fisiknya.
“Dari mukanya itu kelihatan, dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya, karena mikirin rakyat. Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua. Ada tuh,” ucap Jokowi.
“Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya. Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan, hati-hati. Lihat juga rambutnya, kalau rambutnya putih semua, wah mikirin rakyat ini,” Jokowi melanjutkan.
Kode Keras
Siapakah calon pemimpin yang dimaksud Presiden? Benarkah Jokowi menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai pemimpin Indonesia selanjutnya?
Sebab, ciri-ciri fisik Ganjar dengan rambut putih dan kerutan di wajahnya sesuai dengan yang diungkapkan Presiden dalam pidatonya. Sangat berbeda dengan ciri fisik figur-figur lain yang juga digadang-gadang mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilu 2024.
Ganjar memang berpeluang besar maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 mengingat elektabilitasnya selalu memuncaki hampir semua lembaga survei. Namun, sebagai kader PDI Perjuangan, dia tetap menjunjung tinggi aturan partai. Tidak pernah mau berspekulasi banyak terkait ini.
Berkaca dari kejadian sebelumnya, hanya membuat pernyataan siap menjadi presiden saja, Ganjar sudah mendapat teguran dari partai.
Begitupun saat ini, entah ingin menghindari polemik atau mencari sensasi, Ganjar tiba-tiba mengunggah fotonya dengan tampilan berbeda, berambut hitam dan dengan kulit wajah yang mengencang.
“Cukur. Kamu punya tips merawat wajah & rambut?” tulis Ganjar di akun instagramnya, Minggu 27 November.
Follower Ganjar mengomentari, “Ada upaya menghilangkan jejak. Takut dijadikan barang bukti.”
“Pak Ganjar, bapak jangan lari dari kenyataan Pak, kalo sudh di kasih kode, maju terus Pak. Masyarakat sekarang semakin bijak menentukan pilihan & kriteria masyarakat sudah melekat dlm diri bpk,” tulis follower lainnya.
Gimik Politik
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menganggap pernyataan Jokowi di hadapan relawannya tersebut hanya gimik politik. Setiap orang menyadari pemimpin tidak ditentukan oleh warna rambut.
Pemimpin yang baik lahir dari didikan partai, memahami persoalan rakyat dan memperjuangkannya lewat kebijakan. Pemimpin yang besar lewat kaderisasi partai akan memiliki kepekaan untuk menjawab panggilan sejarah, serta membuat sejarah bagi masa depan.
“Warna rambut sama belum tentu hati dan pikiran sama,” kata Hasto dalam keterangannya, Minggu 27 November.
Sebagai partai penguasa, PDI Perjuangan hingga saat ini belum mendeklarasikan siapakah yang ditunjuk sebagai calon Presiden pada Pemilu 2024. Puan Maharani atau Ganjar? Atau ada calon lain?
Hasto sebelumnya menyatakan partainya belum mau membicarakan mengenai capres dan cawapres. Fokus saat ini adalah membantu Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin mempercepat pergerakan ekonomi.
"Seharusnya konsentrasi sekarang untuk membantu Jokowi dan Maruf Amin. Untuk pilpres, kan ada tahapan-tahapannya, yaitu pada tahun 2023 bulan Oktober yang akan datang. Ketika tahapan-tahapan ini dipenuhi dengan baik, maka tidak akan menciptakan dinamika yang tidak perlu," kata Hasto di sela acara Kursus Politik Pembekalan Anggota Baru PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta pada Oktober lalu.
Energi saat ini harus diprioritaskan terlebih dahulu untuk kemajuan bangsa dan negara, bukan dibuang untuk hal-hal yang tidak perlu seperti penetapan Capres dan Cawapres yang tahapannya masih tahun depan.
"Relawan-relawan seperti pemilunya itu pada minggu depan, bulan depan, ini kan sama saja mendorong Pak Jokowi agar selesai. Padahal Pak Jokowi selesainya masih Oktober 2024," imbuh Hasto.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati pernah menegaskan setiap kader partai yang duduk di kursi legislatif maupun eksekutif menyandang status petugas partai, tak terkecuali Presiden Jokowi.
Apakah dengan pernyataan ‘Rambut Putih’ PDI Perjuangan juga akan memberikan teguran kepada Jokowi, seperti teguran yang diberikan Sekjen PDI Perjuangan ke Ganjar beberapa waktu lalu?
Tuai Komentar
Pernyataan ‘Rambut Putih’ dari Jokowi tersebut pun menuai komentar dari sejumlah politikus dan pengamat politik.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon tidak mempersoalkan pernyataan presiden. Semua bebas berpendapat terkait kriteria pemimpinnya. Namun, yang penting jangan ada lagi pembahasan penundaan Pemilu.
“Mau apapun kriteria beliau, termasuk yg tidak rasional sekalipun ‘rambut putih’, terserahlah. Penting kita tidak bahas lagi tunda pemilu, perpanjangan jabatan dll yg merusak tatanan. Maju terus semua rambut hitam bahkan yg tak berambut sekalipun. Kriteria tak masuk diakal itu!
Ekonom senior Rizal Ramli bertanya-tanya siapakah sosok berambut putih pilihan Jokowi.
“Sopo ya Capres ‘Rambut Putih’ mikirin rakyat? Yg ada Pangerang Tik-Tok, cenggengesan terus – boro2 mikir rakyat. Mas Jokowi belajar jujur deh, situ kan lagi nyiapkan boneka oligarki baru, utk melindungi kepentingan kroni2 situ kan ? Rakyat kan cuma slogan utk tameng oligarki,” cuit Rizal pada 26 November 2022.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah berguyon dengan mengunggah foto dirinya yang sedang berswa foto dengan caption, “Dugaan saya sebentar lagi akan keluar kriteria perut agak menonjol supaya sebagai pertanda bonafid.”