Djawanews.com – Komisi X DPR RI menyatakan tidak setuju dengan keputusan sekolah masuk jam 5 pagi di NTT. Untuk meningkatkan kualitas pendirikan, masih banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.
“Saya tidak setuju dengan kebijakan itu, karena masih banyak cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan,” tegas Ketua Komisi X DPR RI, Saiful Huda, kepada wartawan, Rabu (1/3).
Karena itu Komisi X DPR RI meminta Mendikbud, Nadiem Makariem, memberi respons atas kebijakan itu.
“Saya kira Kemendikbud perlu merespons, memastikan apakah memajukan jam masuk sekolah itu sesuai standar gak? Kalau saya tidak setuju,” tegasnya.
Politisi PKB itu juga menambahkan, jam masuk sekolah pukul 7 pagi dinilai sudah ideal. Apalagi kalau konteksnya ingin pembaharuan dan meningkatkan kualitas lulusan.
“Jam 5 itu terlalu pagi. Komprominya, kalau mau jangan jam masuknya, tapi jam pulangnya yang perlu dilakukan pembaruan,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, pada pertemuan dengan guru dan kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Kupang, 23 Februari lalu, menginginkan aktivitas sekolah khusus dimulai pukul 05.00 WITA, untuk meningkatkan etos kerja anak-anak SMA dan SMK.
Pertemuan itu terekam dalam potongan video yang viral di Kota Kupang. Kebijakan itu sendiri mulai diujicobakan pada 10 sekolah, terdiri dari lima SMA yakni SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 5 dan SMA 6, sedangkan empat SMK terdiri dari SMK 1, SMK 2, SMK 3 dan SMK 4 yang ada di Kota Kupang.
Sejak Selasa (28/2) pagi, sudah ada sekolah yang menerapkan kebijakan itu, yakni SMA Negeri 1 Kota Kupang.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.