Djawanews.com – Pemerintah Indonesia menargetkan vaksin Covid-19 dapat diberikan ke masyarakat pada Januari 2021. Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menyangsikan target pemerintah tersebut. Ia menilai pemerintah terlalu terburu-buru.
“Meskipun sudah memasuki tahapan uji klinis, proses itu masih berpeluang untuk gagal. Percepatan proses pembuatan vaksin juga menuai keprihatinan terhadap efektivitas dari jangka waktu imunitas yang mampu diberikan oleh vaksin itu. Dengan rentang waktu yang pendek, itu berarti level kekebalan dari antibodi yang dipicu oleh vaksin hanya bisa terukur hingga tiga bulan. Padahal, semestinya minimal sebaiknya adalah enam bulan, dan masa uji klinis harus melampaui dari batas waktu itu,” kata Tri Yunis Miko Wahyono dikutip dari BBC.
“Masalahnya adalah kadar antibodinya dalam enam bulan, harusnya diukur masih level protektif atau tidak. Di tujuh bulan, di enam bulan, di delapan – itu harus tahu. Supaya tahu kapan suntikan kedua diberikan. Bukan hanya memberikan imunitas terus selasai – nggak satu kali. Vaksin ini nggak diberikan satu kali setahun. Akan tetapi dua kali setahun,” lanjutnya menambahkan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.