Djawanews.com - Cuitan Sammy Notaslimboy pada akun twitter @NOTASLIMBOY seorang software developer sangat menarik. Mengutip dari berita CNN yang berjudul "Pria Protes Jokowi di Blitar Dilepas, Dapat Sembako Presiden" cuitanya mengundang kebenaran yang menggelitik.
Mintanya harga jagung untuk pakan ternak supaya wajar.
— Sammy Notaslimboy (@NOTASLIMBOY) September 9, 2021
Dapatnya paket sembako. https://t.co/9HuwiSJsQ8
Seorang pria yang berprofesi sebagai peternak asal Blitar yang sempat diringkus karena membentangkan poster kritik saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke daerah tersebut, Selasa (7/9), akhirnya mendapatkan bantuan. Bantuan itu diberikan oleh Kapolres Blitar Kota AKBP Yudhi Hery Setyawan, disela pertemuan jajaran kepolisian dengan Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar.
"Sebelumnya Pria tersebut membentangkan poster saat Jokowi melambaikan tangan dari jendela mobil. Poster itu bertuliskan: "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."
Usai mobil Jokowi melintas, seseorang merampas poster tersebut. Kemudian, aparat kepolisian terlihat meringkus pria itu dan memasukkannya ke dalam mobil. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan pihaknya sempat meminta keterangan pria itu sebelum akhirnya langsung dipulangkan.
Usai dimintai keterangan, Gatot menyebut pria itu juga telah dipulangkan ke rumahnya dan sudah bersama dengan keluarganya. Polisi, kata dia tak menindak pria itu, malah aspirasi yang bersangkutan ditindaklanjuti dan diakomodir Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) setempat.
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Imparsial menyebut aparat kepolisian melanggar undang-undang karena menangkap seorang peternak yang membentangkan poster ke Jokowi itu.
Direktur Imparsial Gufron Mabruri mengatakan pembentangan poster itu merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Menurutnya, hal itu dijamin Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 dan Undang-Undang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Gufron menyebut tindakan represif itu menambah daftar pelanggaran kebebasan berekspresi dan berpendapat di era Jokowi. Ia mengingatkan Indeks Demokrasi Indonesia yang dicatat Badan Pusat Statistik terus menurun sejak 2018.
Mungkin memang benar bahwa harga Jagung untuk petani sedang tinggi dan dengan kondisi saat ini yang masih dikala pandemi ini memang menjadi kebutuhan yang perlu diperhatikan.