Djawanews.com – Kebijakan Presiden Joko Widodo soal pelarangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak sawit mentah (CPO) mendapat kritikan sejumlah pihak. Langkah itu dinilai bukan solusi atas mahal dan langkanya minyak goreng yang terjadi di tanah air.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu bahkan memprediksi akan terjadi lonjakan produksi yang tidak termanfaatkan dengan baik saat pelarangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak sawit mentah itu resmi diberlakukan.
Kebijakan Pelarangan Ekspor Minyak Goreng Bakal Bikin Kelebihan Produksi
Berdasarkan catatan yang dia buat, jika kebijakan larangan ekspor CPO dilakukan, maka akan terjadi kelebihan produksi CPO sebanyak 82 ribu ton per hari. “Atau sekitar 10 ribu truk tangki diparkir di sepanjang 200 km,” ujarnya lewat akun Twitter pribadi pada Minggu, 24 April.
Tidak hanya itu, kelebihan priduksi juga akan terjadi pada buah segar sawit. Said Didu mencatat akan ada sekitar 370.000 ton tandan buah segar (TBS) sawit yang terbuang per hari.
Presiden Joko Widodo sendiri telah resmi mengumumkan pelarangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak sawit mentah dalam jumpa pers. Larangan ini akan berlaku mulai dari 28 April 2022 hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.