Djawanews.com – Aparat masih terus mencari orang hilang atau korban dari perang panjang antara Azerbaijan dan Armenia yang telah berakhir pada tahun lalu.
Penjaga perdamaian Rusia pada Rabu (8/12) melaporkan sejumlah 1.900 mayat korban perang berhasil ditemukan setelah melakukan pencarian selama berbulan-bulan.
"Lebih dari 1.900 mayat dari mereka yang tewas dalam eskalasi terakhir konflik di Nagorno-Karabakh telah diserahkan ke Armenia dan Azerbaijan" uangkap pernyataan dari penjaga perdamaian, dikutip dari TASS, Kamis, 9 Desember.
Wakil komandan Distrik Militer Selatan Rusia, Rustam Muradov, menegaskan pihaknya akan terus melakukan pencarian karena diperkirakan masih banyak korban lainnya.
Selain memulangkan ribuan mayat, para penjaga perdamaian juga memulangkan lebih dari 100 tentara di kedua belah pihak.
Untuk diketahui, pemulangan tersebut merupakan bagian dari perjanjian dalam gencatan senjata.
Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam perang panjang selama bertahun-tahun. Bentrokan terbaru antara dua musuh bebuyutan itu terjadi pada 27 September 2020 lalu, dengan pertempuran sengit berkecamuk di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Sebelumnya pada 9 November 2020 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menandatangani pernyataan bersama tentang gencatan senjata lengkap di Nagorno-Karabakh.
Dengan ditandatanginya dokumen tersebut, pihak Azerbaijan dan Armenia berhenti di posisi yang telah mereka pegang dan pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan di sepanjang garis pertempuran di Nagorno-Karabakh dan di sepanjang koridor Lachin yang menghubungkan Armenia dengan daerah kantong itu untuk melakukan kontrol terhadap ketaatan gencatan senjata.