Djawanews.com – Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) harus segera membenahi semua persoalan bangsa di sisa-sisa masa jabatannya agar tidak terjadi gejolak seperti di Sri Lanka.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengungkapkan bahwa gejolak di Sri Lanka diprediksi akan segera terjadi di Indonesia. Karena kata Muslim, persoalan di Sri Lanka serupa dengan yang terjadi di Indonesia.
“Utang menggunung, ekonomi sulit, penanganan COVID yang berkepanjangan, timbul kemarahan rakyat Sri Lanka. Rakyat membakar rumah-rumah pejabat tinggi. Di sini juga utang menggunung, Rp 7.000 triliun lebih dengan bunga pertahun Rp 400 triliun. Dari mana Presiden Indonesia membayar utang itu?,” ujar Muslim pada Rabu, 11 Mei.
Selain itu, Muslim juga membeberkan persoalan bangsa yang terjadi di era pemerintahan Jokowi ini. Di mana, kinerja ekonomi jeblok, harga-harga melambung tinggi, pejabat tambah kaya di saat rakyat susah makan terancam ketakutan karena COVID, DPR sibuk ganti gorden seharga Rp43,5 miliar.
Persoalan Isu Penundaan Pemilu 2024 Harus Segera Ditangani
Ditambah, isu kemarahan mahasiswa dan elemen civil society atas isu perpanjangan jabatan dan tunda pemilu juga menjadi salah satu akibat dari persoalan bangsa.
“Pemerintah Jokowi bukannya sibuk turunkan harga malah hanya sibuk urusi perasaan karena terjadi ketegangan di tingkat elit antar kubu Megawati vs Luhut. Inefisiensi penggunaan utang di bidang infrastruktur yang amburadul. Nasib buruh makin jeblok karena lahirnya UU Omnibus Law yang menindas,” jelas Muslim.
Dari semua itu kata Muslim, tidak mungkin akan lahir kemarahan rakyat jika Jokowi tidak segera benahi semua persoalan di bangsa dan negara ini.
“Jokowi akan bernasib seperti Rajapaksa. Juga menterinya yang dianggap tidak becus kerja dan hanya sibuk nyapres. Juga ada menteri yang berkelakuan kaya Perdana Menteri dengan kemampuan super sakti, menteri segala urusan. Yang bikin rakyat makin marah karena Presiden Indonesia tidak bisa tertibkan menteri-menteri yang bermasalah itu. Juga anak-anaknya yang (diduga) terlibat KKN. Tidak menutup kemungkian Indonesia akan bernasib seperti Sri Lanka,” pungkas Muslim.
Saat ini, kondisi Sri Lanka semakin tidak terkendali. Akibat krisis, rakyat marah hingga membakar rumah-rumah sejumlah pejabat tinggi.
Kekacauan terjadi pada Senin (9/5). Dari laporan media setempat, rumah milik leluhur keluarga Rajapaksa di Medamulana, Hambantota telah dibakar pengunjuk rasa. News Wire juga menyebut pengunjuk rasa telah membakar rumah mantan Menteri Keheliya Rambukwella di Kandy.
Di samping itu, rumah beberapa anggota parlemen dari Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP) ikut diserang. Kediaman Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa di kota Kurunegala dibakar beberapa jam setelah ia mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah juga membakar kediaman resmi Walikota Moratuwa, Saman Lal Fernando.
Sejumlah besar pengunjuk rasa termasuk Federasi Mahasiswa Antar Universitas (IUSF) turun ke jalan dan menyerang anggota parlemen Podujana Peramuna Sri Lanka. Bahkan beberapa kantor Podujana Peramuna (SLPP) Sri Lanka dibakar. Polisi mengatakan, dua orang tewas tertembak dan lima lainnya luka-luka di kediaman Ketua Weeraketiya Pradeshiya Sabha.
Diketahui, beringasnya rakyat Sri Lanka dipicu oleh krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan. Pinjaman yang menggunung dipersulit dengan dampak pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina. Akibatnya cadangan devisa berkurang dan pasokan pangan serta energi menjadi langka. Apakah hal tersebut benar-benar bakal terjadi juga ke Presiden Indonesia?
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.