Djawanews.com – Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS) yang hanya disambut duta besar Rosan P Roslaini menjadi sorotan publik. Tidak adanya penyambutan kenegaraan dari tuan rumah, AS mengundang komentar sejumlah pihak, salah satunya mantan pegiat Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai.
Pigai mengaku prihatin atas kunjungan kenegaraan tanpa penyambutan resmi tersebut.
Sebut saja kadatangan Presiden Tiongkok, Xi Jin Ping yang disambut langsung Presiden AS, Joe Biden.
Melalui cuitan di akun twitternya, Natalius Pigai secara tersirat menyebut kunjungan kenegaraan Presiden RI yang ke 7 itu menandakan bahwa posisi tawar Indonesia di mata AS, masih dipandang sebelah mata oleh negara adidaya tersebut.
"Itu potret kita di mata dunia saat ini karena dukung Rusia," tulis Natalius Pigai, dikutip dari hops.id pada kamis, 12 Mei.
Menurut Pigai, saat kunjungan resmi tersebut dilakukan oleh seorang kepala negara ke negara sahabat, seharusnya juga disambut kepala negara yang bersangkutan.
Namun, jika hanya disambut dubes sendiri, maka kunjungan kenegaraan tersebut hanyalah bersifat kunjungan biasa.
Sebab itu, Pigai menyebut kunjungan Presiden Jokowi ke AS seperti kunjungan seorang menteri yang sedang berwisata semata.
Padahal kunjungan Presiden Jokowi kali ini adalah untuk membahasa sejumlah kerjasama strategis antar kedua negara.
Meski disambut dengan upacara mileter, namun lagi-lagi saat Presiden Jokowi tiba di bandara pangkalan militer AS, yang datang menyambutnya adalah duta besar Indonesia untuk Amerika, Rosan P Roslaini.
Selain Dubes Rosan P Roslaini, kedatangan Presiden Jokowi juga disambut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang sudah tiba terlebih dahulu di AS.