Djawanews.com – Rocky Gerung juga terpanggil bersuara terkait tragedi di stadion Kanjuruhan Malang. Total 127 nyawa melayang, 2 di antaranya aparat kepolisian. "Pembantaian massal. Lagi-lagi oleh institusi itu. Bengis dan biadab," ujar Rocky dikutip dari unggahan Twitternya, @rockygerung_rg pada Minggu, 2 Oktober.
Sebelumnya, aktivis senior Sudarsono Saidi dan Pegiat Media Sosial Helmi Felis juga menyoroti tindakan aparat Kepolisian di stadion Kanjuruhan. Menurut mereka, yang perlu diperbaiki, pendidikan yang dijalani sebelum betul-betul dikukuhkan jadi anggota Polisi.
Kerusuhan terjadi diawali dari ribuan Aremania yang merangsek masuk ke area lapangan usai peluit tanda berakhirnya pertandingan usai. Mereka tidak terima kekalahan dari tim tamu, Persebaya Surabaya. Tim tamu Persebaya sendiri harus meninggalkan lapangan menggunakan barracuda, tapi beberapa pemain Arema masih di dalam lapangan yang lantas diserbu oleh suporter.
Suporter Arema Lempar Botol dan Flare di Stadion Kanjuruhan?
Kerusakan ini semakin meluas, usai botol-botol dilempar ke dalam lapangan termasuk juga flare dan benda lainnya. Petugas keamanan tidak tinggal diam, polisi dan TNI masuk ke lapangan berusaha menekan serbuan.
Terlihat mobil polisi ikut menjadi sasaran amukan suporter dengan dibakar. Kondisi tersebut membuat polisi menembakkan gas air mata, karena menimbang jumlah personil keamanan yang tak sebanding dengan suporter.
Hal itu makin diperparah dengan bantuan medis yang tak sebanding dengan banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan. Korban meninggal dunia dalam kerusuhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10). Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta merinci, 127 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.