Djawanews.com – Ekonom senior Rizal Ramli menyebut kondisi rakyat di bawah kepemimpina Presiden Joko Widodo (Jokowi) empat kali lebih menderita dibandingkan keadaan saat krisis moneter 1998.
Kenaikan harga berbagai komoditas penting, cederanya sistem demokrasi, hingga hukum yang tumpul menjadikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah makin terkikis habis.
“Ini memang susah dibantah. Kondisi ekonomi rakyat hari ini 3-4 kali lebih susah dibanding Maret-April 1998,” cuit Rizal Ramli, Senin, 11 April.
Dalam cuitannya tersebut, Rizal Ramli ikut menyertakan gambar berupa daftar peristiwa yang menandai kegagalan pemerintah Presiden Jokowi.
Di antaranya kenaikan tarif pajak, tarif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), harga bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan Gas.
Selain itu kenaikan signifikan juga terjadi pada sembilan bahan pokok dan komoditas minyak goreng. Situasi negara semakin sulit dengan bengkaknya utang luar negeri yang belum terbayarkan.
Dalam gambar di cuitan Rizal Ramli itu juga terdapat keterangan pendidikan anjlok, hukum carut marut, keadilan sekarang, agama diobok-obok, serta oligarki dan diktator yang subur.
Menurut Rizal Ramli, akumulasi tersebut membuat rakyat semakin kesulitan, dan menjadikan pujian bagi kinerja Presiden Jokowi dari pihak manapun menjadi tidak relevan lagi.
“Di seluruh dunia, pemerintah yg tidak becus dan bermasalah lakukan reshuffle kabinet untuk perbaiki kinerja. Tapi Jokowi tidak punya nyali, sudah penuh tali-temali utang budi padahal rakyat semakin susah,” tulisnya dalam cuitan terpisah, 7 April.