Rencana pemindahan ibu kota tidak bisa mengabaikan masalah sosial dan lingkungan di sekitarnya.
Rencana pemindahan ibu kota telah melalui beberapa kajian. Pemerintah sendiri juga telah melakukan studi pemindahan ibu kota untuk persiapannya. Nanti, ibu kota yang semula berada di Jakarta akan dipindah ke suatu wilayah. Belum jelas wilayah mana yang menjadi tujuan perpindahan. Namun beberapa kali nama Kalimantan disebut. Agaknya wilayah tersebut jadi kandidat terkuat.
Studi rencana pemindahan ibu kota di Kalimantan hampir selesai
Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN, memberikan pernyataan kepada media seusai rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (18/6). Dalam pernyataannya tersebut ia mengatakan bahwa studi rencana pemindahan ibu kota sudah mencapai 90 persen. Ibu kota sudah hampir pasti pindah. Perpindahan tinggal menunggu keputusan Presiden Jokowi mengenai lokasi pastinya.
Seperti yang dilansir dari voaindonesia.com, Saputra Adiwijaya, sosiolog dari Universitas Palangkaraya, mengatakan bahwa warga setempat sangat antusias. Para warga berharap Presiden Jokowi memilih daerah mereka sebagai ibu kota baru nantinya.
Rencana perpindahan tersebut juga harus mempertimbangkan berbagai masalah yang berpotensi membayangi pemindahan tersebut. Di antaranya adalah masalah sosial dan lingkungan.
1.Masalah Sosial
Pemindahan ibu kota pasti memiliki dampak yang luas. Entah dampak positif maupun negatif. Sosial yang ada di sekitar ibu kota baru pasti juga terkena dampaknya. Saputra Adiwijaya juga yakin bahwa nantinya pasti terjadi perubahan drastis pada masyarakat lokal di sekitar ibu kota baru tersebut.
Jika pemindahan ibu kota benar-benar memilih Kalimantan, maka dampak sosial akan terjadi pada suku Dayak dengan nilai budayanya. Saputra mengatakan, masyarakat asli—suku Dayak—pelan-pelan telah kehilangan saringan pengaruh budaya luar. Apalagi jika Kalimantan menjadi ibu kota negara yang baru.
Saputra juga berpendapat bahwa masyarakat Dayak jadi salah satu masyarakat yang paling terbuka pada budaya luar. Hal tersebut dibuktikan adanya pendatang dari Banjar dan Jawa yang datang ke Kalimantan Tengah. Meskipun suku Dayak bisa terbuka terhadap budaya luar, masyarakat lokal juga butuh dipersiapkan. agar mampu menerima perubahan tanpa gejolak sosial yang berarti.
2. Masalah Lingkungan
Lingkungan juga diprediksi akan terkena dampak pemindahan ibu kota baru. Kebutuhan lahan diprediksi akan membutuhkan lahan yang luas. Padahal Kalimantan dinilai rentan terhadap masalah lingkungan seperti banjir dan kebakaran lahan.
Dimas Novian Hartono, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah, menjelaskan kemungkinan tersebut kepada VOA. Ia berpendapat bahwa kawasan tersebut rentan bencana ekologis seperti banjir dan kebakaran lahan. Bencana tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, beberapa di antaranya adalah karena adanya praktik pembukaan hutan dan tambang.
Kalimantan Tengah memang jadi salah satu percontohan dalam proyek restorasi gambut yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG). Selain itu pemerintah daerah juga sedang mengupayakan kajian terkait larangan pembakaran untuk pembukaan lahan baru. Namun proses tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Sebagai upaya rencana pemindahan ibu kota, pemerintah harus ikut berperan aktif dalam upaya melindungi hutan. Pelindungan hutan di Kalimantan nantinya akan berdampak pada kondisi sosial-budaya masyarakat setempat serta lingkungan.