Djawanews.com – Sempat ramai di media sosial netizen mengeluhkan tentang semakin banyak yang divaksin tetapi kasus COVID-19 di Indonesia malah semakin naik. Selain itu orang-orang yang divaksin nyatanya juga masih bisa tertular COVID-19. Benarkah demikian?
Dilansir Djawanews dari laman Kompas.com, Juru Bicara dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memberikan penjelasan terkait masalah tersebut. Ia membantah anggapan bahwa lonjakan kasus yang meningkat tajam disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah orang yang divaksin.
“Justru kalau sudah banyak masyarakat yang divaksin kasus tidak ada lonjakan,” ujar Nadia, dikutip Djawanews dari Kompas.com, Rabu, 14 Juli.
Ia menegaskan bahwa keadaan tersebut terjadi karena memang Indonesia saat ini sedang menghadapi pandemic COVID-19 dengan intensitas penularan yang tinggi.
“Jadi saat ini kondisi kita dalam kategori pandemi yang artinya laju penularan dan konsentrasi virus sangat tinggi,” jelas Nadia.
Sementara itu, terkait orang-orang yang masih tetap bisa tertular COVID-19 walaupun sudah divaksin, Nadia menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang bisa menyebabkan hal tersebut. Di antaranya, host, lingkungan, dan virus itu sendiri.
Namun ia tetap menekankan bahwa manfaat vaksin yakni membuat gejala menjadi tidak parah.
“Vaksin akan bekerja saat virus masuk ke tubuh kita. Dalam pertandingan bisa saja kita menjadi positif, tetapi gejala dan tingkat keparahan tidak terjadi, itulah manfaat vaksin,” ungkapnya.