Djawanews.com – Susu ikan semakin ramai diperbincangkan setelah menjadi salah satu inovasi dalam rangka meningkatkan asupan gizi masyarakat. Produk ini diperkenalkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi UKM (Kemenkop UKM) sebagai alternatif sumber protein yang sehat.
Susu ikan diperkenalkan pertama kali pada Agustus 2023 dan menjadi bagian dari upaya hilirisasi perikanan yang diusung pemerintah. Tidak seperti namanya, susu ikan bukanlah susu yang dihasilkan langsung dari ikan, melainkan hasil dari proses ekstraksi protein hewani, khususnya protein ikan.
Dengan teknologi modern, ikan diolah menjadi Hidrolisat Protein Ikan (HPI), yang kemudian dijadikan bahan baku susu ikan. HPI merupakan produk inovatif karya UMKM Berikan Bahari Indonesia, salah satu binaan KKP, yang bertujuan untuk memanfaatkan kekayaan laut Indonesia sekaligus memperkaya pilihan produk olahan pangan.
"Ini akan menjadi faktor penting dalam mendorong hilirisasi perikanan, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dikutip dari laman resmi KKP.go.id.
Ia menyebut susu ikan akan menjadi pengungkit daya saing produk perikanan, baik di pasar dalam negeri maupun global.
Dikatakannya, produk ini merupakan produk inovasi yang menggabungkan antara manfaat protein ikan untuk kesehatan dengan diversifikasi produk olahan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, sejalan dengan program prioritas KKP.
Sakti Wahyu Trenggono mengatakan susu ikan menjadi langkah penting guna memastikan kekayaan sumber daya perikanan dengan nilai tambah yang terkandung didalamnya dapat dinikmati oleh masyarakat saat ini dan generasi mendatang.
KKP berupaya meningkatkan konsumsi ikan dengan mengenalkan ragam diversifikasi produk kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan agar masyarakat, terutama generasi penerus bangsa terhindar dari stunting.
Susu ikan juga dinilai memiliki beragam keunggulan, seperti mengandung icosapentaenoic Acid (EPA), Docosahexaenoic Acid (DHA), dan Omega-3 yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna tubuh. Sebab, memiliki tingkat penyerapan protein mencapai 96%, serta diproduksi dari ikan dalam negeri.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo menyampaikan susu ikan adalah salah satu produk pangan turunan HPI. Masih banyak produk olahan turunan HPI, baik produk pangan maupun non-pangan, seperti produk farmasi, pupuk dan pakan yang dapat meningkatkan kadar protein produk-produk tersebut.
Selain itu, daerah Indramayu menjadi penghasil produk susu ikan pertama di Indonesia. Sebagai dukungan terhadap program ekonomi Indonesia yang digagas oleh Presiden RI Joko Widodo, Kabupaten Indramayu dengan potensi perikanannya akan dijadikan pilot project hilirisasi produk laut berbahan baku lokal. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kemenkop UKM, Teten Masduki.
"Kita jadikan Indramayu sebagai pilot project hilirisasi produk laut berbahan baku lokal, sebagai dukungan kepada program ekonomi yang digagas oleh Presiden Joko Widodo," kata Teten, dikutip dari laman resmi Diskominfo Indramayu.
Bupati Indramayu, Nina Agustina mengatakan, pemanfaatan olahan hasil laut dapat meningkatkan status gizi masyarakat sebagai parameter kesejahteraan.
Saat ini angka konsumsi ikan di kabupaten indramayu tahun 2022 sebesar 58,50 kilogram perkapita per tahun. angka ini di atas angka konsumsi ikan jawa barat sebesar 37 kilogram perkapita per tahun, namun masih berada di bawah angka konsumsi ikan nasional, yaitu sebesar 59,53 kilogram perkapita pertahun.
Nina menambahkan, jika melihat produksi total perikanan kabupaten indramayu tahun 2022, yaitu sebesar 526.841 ton, jumlah ini masih belum sebanding dengan angka konsumsi ikan, dan surplus sebesar 79,01%.
Saat ini sedang gencar menekan angka prevalensi stunting dan dengan adanya susu ikan ini, pilihan asupan protein hewani akan semakin mudah untuk dijumpai.
Mengingat juga bahwa kandungan gizi yang terdapat pada ikan sangat penting untuk tumbuh kembang anak serta mencegah terjadinya stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi.