Djawanews.com – Putri Mahkota Spanyol Leonor diharuskan menjalani pelatihan militer selama tiga tahun untuk mempersiapkan dirinya naik takhta di di masa depan.
Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles mengatakan pelatihan militer itu terkait dengan peran Leonor di masa depan. Leonor yang akan menjadi pewaris tahta harus memiliki latar belakang dan karier militer.
"Dalam Rapat Kabinet hari ini, kami telah menyetujui keputusan kerajaan yang bertujuan untuk memberikan struktur pelatihan militer dan karir (Putri Leonor)," kata Robles dikutip CNN.
Putri sulung Raja Felipe VI, Leonor, yang akan menyelesaikan kursus sekolah menengah dua tahunnya di UWC Atlantic College di Wales dalam beberapa bulan, akan berusia 18 tahun pada bulan Oktober.
Sebagai putri sulung, ia berada di urutan pertama dalam garis suksesi dan akan menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata ketika ayahnya mundur atau meninggal.
"Ini menunjukkan bahwa kami akan memiliki, ketika saatnya tiba, seorang panglima tertinggi adalah seorang wanita," ujar Robles.
Pelatihan militer Leonor akan berlangsung selama tiga tahun karena dia menghabiskan satu tahun masing-masing di Akademi Militer Angkatan Darat di Zaragoza, kemudian pergi ke sekolah angkatan laut, yang meliputi berlayar di kapal tinggi pelatihan Juan Sebastian Elcano, dan menyelesaikan studinya di General Air Academy.
Diketahui pelatihan ini akan dimulai pada Agustus atau September setelah dia menyelesaikan pendidikannya di UWC Atlantic College di Wales.
Setelah menyelesaikan pelataihan militernya, Leonor akan memiliki pangkat panji di angkatan laut serta letnan di angkatan darat, dan komando di angkatan udara dan luar angkasa.
"Ini adalah langkah penting dalam kehidupan Yang Mulia menuju kepemimpinan negara kita," kata Robles.
Monarki Spanyol menghadapi tekanan hebat dalam beberapa tahun terakhir karena Felipe berusaha menjauhkan diri dari ayahnya, mantan Raja Juan Carlos.
Juan Carlos turun tahta demi putranya pada Juni 2014, di bawah awan skandal keuangan dan kritik atas perjalanan berburu gajah ke Botswana selama krisis keuangan Spanyol pada 2012.
Mantan raja itu telah tinggal di Abu Dhabi sejak Agustus 2020, ketika dia meninggalkan Spanyol setelah beberapa penyelidikan dibuka di Spanyol dan Swiss atas dugaan penipuan. Jaksa Spanyol menutup penyelidikan mereka terhadapnya tahun lalu dan tidak mengajukan tuntutan apa pun.