PT PLTU Celukan Bawang meneruskan pembangunan yang sempat terhambat. Pembangunan ini dinilai perlu untuk menjaga kestabilan pasokan listrik di Bali.
Setelah sempat terhenti, PLTU Celukan Bawang Bali kembali meneruskan pembangunan perluasan wilayahnya. Perluasan ini dinilai perlu untuk menjaga pasokan listrik di Bali tetap stabil dan terpenuhi. Selama ini, pasokan listrik di Bali dinilai mengalami defisit, tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik yang tinggi di Bali.
PT PLTU Celukan Bali Perlu Dibangun dengan Maksimal
Pada bulan Januari 2019 lalu, Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang. Dari kunjungan tersebut dijumpai fakta bahwa pasokan listrik di Bali terbilang kritis. Hal ini diungkapkan langsung oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung.
Dilansir dari dpr.go.id, Tamsil Linrung mengatakan, Bali adalah potret negara Indonesia. Jika terjadi masalah terkait energi listrik, efeknya akan berdampak pada wajah Indonesia di tingkat internasional.
“Tingkat pertumbuhan energi cukup tinggi, tapi kapasitas tidak bertambah. Memang ada interkoneksi Jawa-Bali. Kalau ada interkoneksi, pembangkit dari mana saja bisa dialirkan. Atau kalau memang perlu, membangun pembangkit di Pulau Bali. Itu yang ingin kami pastikan soal kelistrikan di Bali,” ujar Tamsil yang dikutip dari laman resmi DPR RI, Jumat (15/2/2019).
Pendapat Tamsil Linrung secara tidak langsung mendukung kemandirian energi di Bali. Kebutuhan listrik di Bali memang sangat tinggi. Sebagai tujuan destinasi wisata internasional sekaligus kota industri, Bali membutuhkan pasokan listrik yang tak sedikit. Bahkan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.
Direktur Regional Bisnis PLN Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Joko Raharjo Abu Manan, juga membenarkan kebutuhan listrik Bali yang tinggi. Dalam kesempatan yang sama, Joko Raharjo menjelaskan, kebutuhan listrik di Bali sebesar 900 MW. Meski pasokan listrik telah mencapai 1.100 MW, jumlah tersebut dianggap terlalu “mepet”.
“Memang ada sisa, tapi kalau keluar satu (pemeliharaan) berkurang 130 Mega Watt, maka menjadi mepet cadangannya,” ungkap Joko Raharjo.
Kebutuhan listrik di Bali yang tinggi disebabkan karena berbagai industri wisata yang berkembang di Bali tumbuh sangat pesat. Peningkatan kebutuhan listrik di Bali berbanding lurus dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung di Bali.
Bali sebagai Destinasi Wisata Internasional
Bali menjadi salah satu harta Indonesia yang tak ternilai harganya. Pulau Dewata Bali selama ini menjadi tujuan wisata lokal maupun mancanegara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), empat tahun terakhir jumlah wisatawan mancanegara yang singgah ke Bali mengalami peningkatan.
Di tahun 2015, kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 4.001.835 orang. Peningkatan terjadi di tahun 2018. Di tahun tersebut, wisatawan bertambah menjadi 6.070.473 orang. Rata-rata, pertahun meningkat sebanyak 689.546 orang.
Dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang terus meningkat, wajar jika pasokan energi listrik ke Bali terus ditingkatkan. Pemerintah bahkan terus mendesak PT PLTU Celukan Bawang untuk menyediakan kebutuhan listrik bagi masyarakat Bali. Selain kuantitas, kualitas pelayanan juga diharapkan terus ditingkatkan.