Salah satu program Jokowi dalam masa jabatannya yang kedua adalah membangun berbagai infrastruktur di Indonesia.
Dalam masa jabatannya yang kedua, Presiden Jokowi memiliki berbagai target yang harus ia wujudkan, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur. Di periode sebelumnya Jokowi memang telah gencar membangun berbagai infrastruktur. Mulai dari pembangunan jalan, jembatan, bandara, dan masih banyak lagi. Pada periode selanjutnya, program Jokowi tidak hanya terpaut pada infrasturktur keras saja, namun juga merambah ke infrastruktur lunak.
Strategi kebudayaan akan masuk ke dalam program Jokowi
Dilansir dari ksp.go.id, Presiden Jokowi telah mebangun strategi kebudayaan terkait pembangunan infrastruktur lunak ke depannya. Strategi tersebut perlu dilakukan sebagai salah satu upaya menyeimbangkan pembangunan antara infrastruktur keras dengan infrastruktur lunak.
Adanya strategi tersebut juga sempat disinggung oleh Deputi IV Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden, Eko Sulistyo. Eko menyampaikan adanya strategi tersebut dalam FGD ‘Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan di Jakarta’, Kamis, 25 Juli 2019.
Dikatakan bahwa Presiden Jokowi telah mengeluarkan Perpres No. 65 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan.
“Presiden Jokowi menginginkan adanya keseimbangan antara infrastruktur keras yang saat ini gencar dibangun dengan infrastruktur lunak berupa jalan kebudayaan,” ujar Eko Sulistyo.
Dalam acara tersebut, Eko Sulistiyo menjelaskan prinsip Indonesia Sentris sebetulnya juga bisa dilakukan melalui pembangunan kebudayaan. Indonesia Sentris sendiri adalah strategi kebudayaan untuk membangun koneksitas di antara seluruh bangsa Indonesia.
Indonesia Sentris juga dapat diartikan sebagai pembangunan kembali ke-Indonesiaan yang selama ini terfragmentasi karena berbagai kendala, baik itu politik, budaya dan ekonomi maupun infrastruktur.
“Jadi Presiden Jokowi berupaya memperkuat sebagai satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air,” ungkap Eko.
Ke depannya, Presiden Jokowi akan memberikan perhatiannya kepada politik identitas yang menunggangi agama. Perilaku tersebut, kata Eko, sangat berpotensi untuk memecah belah bangsa. Eko memisalkan kehancuran negara seperti yang dialami oleh Suriah. Negeri Suriah hancur karena politik identitas yang menyebar via media sosial dan kekerasan militer untuk merebut kekuasaan.
Di waktu yang bersamaan, anggota DPR RI Nico Siahaan juga menegaskan bahwa Indonesia sebetulnya memiliki ketahanan kebudayaan. Dalam pendapatnya, selama ini banyak proxy asing yang mencoba menghancurkan Indonesia. Penghancuran bukan ditujukan pada hal-hal yang nampak, namun melalui pemikiran atau ideologi.
“Tapi Indonesia terbukti bisa bertahan berkat kebudayaannya,” ujar Nico.
Nico juga mengingatkan pemerintah agar mewaspadai adanya radikalisme di kalangan insititusi pendidikan. Radikalisme yang merambah di institusi pendidikan berakibat pada banyaknya anak muda yang tidak lagi meyakini Pancasila sebagai dasar negara yang dibutuhkan.
Sama halnya dengan puteri Presiden Soekarno Sukmawati Soekarnoputri, yang menyoroti lemahnya rasa kebanggaan generasi muda Indonesia terhadap budayanya sendiri. Sukmawati beranggapan bahwa salah satu daerah yang mampu menerima modernisasi adalah Bali. Anak muda di Bali bisa menerima modernisasi tetapi juga bangga memakai pakaian adat Bali.
Lain halnya di Jawa. Anak muda di Jawa justru merasa minder jika harus mengenakan pakaian adat Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Adanya fenomena tersebut menjadi hal yang ditekankan oleh Sukmawati.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan, Hilmar Farid juga angkat bicara. Ia menegaskan bahwa penguatan kebudayaan di Indonesia memang menghadapi masalah yang tidak mudah diselesaikan. Farid mencontohkan bahwa sedikitnya sekolah seni di Indonesia jadi salah satu bukti bahwa penguatan kebudayaan Indonesia belum terlaksana,
“Presiden Jokowi menginginkan sebuah transformasi untuk membangun kebudayaan Indonesia. Caranya bagaimana, seperti menggelar Kongres Kebudayaan,” pungkasnya menyinggung program Jokowi nanti.