Djawanews.com – Profesor Musdah Mulia mengaku memiliki firasat buruk terkait keikutsertaan Ade Armando dalam demo mahasiswa 11 April di depan Gedung DPR RI. Ternyata firasat itu jadi kenyataan, Ade Armando babak belur dihajar massa.
Hal itu diungkapkan Musdah dalam acara doa dan solidaritas untuk Ade Armando yang digelar Cokro TV.
Musdah mengatakan, pada hari Ade Armando dikeroyok massa sebenarnya dia sudah ada janji bakal diwawancarai oleh Ade Armando.
Musdah pun kaget ternyata pada jadwal yang disepakati yang wawacarainya bukan Ade Armando tetapi orang lain.
"Tanggal 11 (April) jam 4 sore, saya itu diwawancarai oleh Bang Ade Armando, begitu saya buka HP ingin mulai wawancara, terus ketemu yang wajahnya kok Mbak Nong (Nong Darol Mahmada)" kata Musdah menceritakan momen itu, dikutip dari hops.id pada Kamis 14 April.
Sadar yang mewawancarai bukan Ade Armando, Musdah pun bertanya ke Nong Darol kenapa bukan Ade Armando yang mewawancarainya.
Sebab sepengetahuan Musdah, Ade Armando itu orang yang tepat waktu.
"Saya mulai khawatir, ini Bang Ade Armando kok ke mana? Waktu Nong bilang Bang Ade lagi ikut demo, saya sudah punya firasat buruk," jelas Profesor asal Sulawesi itu.
Firasat buruk Musdah ini berlandaskan pada pengalamannya waktu ikut kegiatan kerumunan massa yang rawan dengan kejadian yang tak diduga.
Misalnya Prof Musdah pernah hadir dalam acara Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas pada 1 Juni 2008 yang dikenal dengan Insiden Monas di mana terjadi kekerasan penyerangan kepada peserta AKKBB.
Ketika itu, Musdah menyaksikan bagaimana kekerasan FPI kepada peserta AKKBB.
Selain itu, Prof Musdah punya pengalaman mendapatkan teror kekerasan berbasis agama saat dia hadir di lokasi masjid Ahmadiyah yang dibakar di Kuningan beberapa tahun lalu.
"Jadi sebetulnya saya punya firasat buruk sekali, waktu Nong bilang Bang Ade Armando lagi ikut demo. Tapi saya nggak mau bilang ke Nong takut panik gitu, tapi saya sudah merasa kayaknya feeling saya bener," tutur Musdah.
Praktis selama menjalani wawancara dengan Nong Darol, Prof Musdah merasa tidak nyaman dan teringat dengan bagaimana nanti Ade Armando di tengah massa demonstran mahasiswa.
"Sepanjang itu saya berdoa, ya Allah semoga nggak terjadi apa-apa. Saya berdoa, karena saya merasakan betul ya kekerasan di negeri ini seperti kasus masjid Ahmadiyah dibakar dan insiden Monas," jelasnya.