Djawanews.com – Media asing asal Australia, ABC News menyoroti aksi demo 11 April 2022 yang diusung Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Selain aksi penembakan gas air mata, ABC News juga menyoroti tuntutan mahasiswa terkait wacana penambahan masa jabatan presiden hingga 3 periode, hingga aksi pengeroyokan terhadap Ade Armando.
Dilansir dari Pikiran Rakyat, dalam artikel yang diterbitkan ABC News pada Senin malam, 11 April, menyebutkan bahwa demo tersebut dilaksanakan secara serentak di sejumlah kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Jawa Barat, hingga Sulawesi Selatan,
Kantor berita Australia itu pun menyinggung soal sejumlah elit politik di sekitar presiden yang diduga ingin memaksakan perpanjangan masa jabatan, kendati Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Menurut ABC News, ide perpanjangan masa jabatan hingga penambahan periode jabatan presiden menimbulkan kekhawatiran akan rusaknya cita-cita reformasi.
Selama ini, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi demokrasi Indonesia yang didapat setelah aksi demontrasi besar 1998 yang menggulingkan presiden Soeharto.
“Yang jelas ada elit-elit sekitar Presiden yang memaksa untuk menuda pemilihan umum, hal itulah yang akan mencederai konstitusi,” kata Koordinator BEM SI, Muhammad Lutfi.
Tidak hanya News, Reuters juga turut melaporkan soal demo 11 April 2022. Dalam artikelnya, media asing itu menyoroti sekelompok massa yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap Ade Armando.
Ade Armando sendiri merupakan pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia.
Selain itu, jaringan berita internasional itu juga menyoroti hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyatakan 70 persen masyarakat menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
Lebih jauh, Reuters menyoroti kritik yang ditujukan terhadap Presiden Jokowi yang dinilai bersikap ambigu dalam menanggapi isu penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, atau penambahan periode jabatan presiden.