Djawanews.com – Seorang anggota parlemen Rusia memberi ancaman kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia mengatakan Moskow akan mengejar Zelensky dan lingkaran dalamnya selama sisa hidup mereka. Ini dikatakannya dalam diskusi di sebuah program televisi 60 Menit. Bahkan kata dia, Zelensky dan lingkarannya harus menjadi yang pertama naik ke tiang gantungan.
"Hari ini saya mengingatkan Volodymyr Zelensky bahwa sejarah harus diingat," kata Andrei Lugovoi, dikutip dari Newsweek pada Kamis, 24 November.
"Masa depan mereka dijelaskan di sana dengan presisi. Saya yakin kita tidak boleh malu tentang hal itu. Di masa depan, kita harus mengejar mereka ke seluruh dunia," tambahnya.
Lugovoi mengaitkan ancamannya dengan memoar seorang tokoh Uni Soviet, Pavel Sudoplatov. Sudoplatov adalah mata-mata di Soviet yang terlibat dalam beberapa operasi intelijen besar, termasuk pembunuhan revolusioner Marxis, Leon Trotsky tahun 1940 di Meksiko. Sudoplatov mengarahkan administrasi Soviet untuk tugas-tugas khusus, yang melakukan kegiatan spionase di Eropa dan AS. Buku Tugas Khususnya tahun 1994, menguraikan perbuatannya.
"Saya yakin ada jaminan telah diberikan" kepada Zelensky dan lingkarannya oleh intelijen Amerika dan Inggris," ujarnya lagi.
"Saya yakin bahwa di California atau di tempat lain, ada rumah-rumah tersembunyi yang disamarkan ... untuk setiap orang di mana mereka berencana untuk menghabiskan sisa hidup mereka... Saya tidak berpikir bahwa mereka hidup akan sangat sukses atau beruntung," jelasnya.
Perlu diketahui, Lugovoi sendiri dicari oleh polisi Inggris atas dugaan pembunuhan Alexander Litvinenko, mantan perwira dinas intelijen Rusia KGB dan Dinas Keamanan Federal (FSB). Litvinenko meninggal pada tahun 2006 setelah dia diracuni dengan polonium-210. Apa yang akan dipikirkan oleh Volodymyr Zelensky?
Sebuah penyelidikan Inggris menyimpulkan pada tahun 2016 bahwa pembunuhan "mungkin disetujui" oleh kepala FSB saat itu Nikolai Patrushev dan Presiden Vladimir Putin. Pada September 2021, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan Litvinenko. ECHR menemukan Lugovoi dan rekannya Dmitry Kovtun, yang meninggal pada bulan April, berada di balik pembunuhan tersebut. Tetapi Rusia menolak permintaan ekstradisi.
Sementara itu belum ada konfirmasi dari kementerian luar negeri Ukraina. Kremlin juga belum memberi pernyataan baru. Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Serangan dilakukan salah satunya karena keinginan Ukraina masuk aliansi militer pimpinan AS, NATO. Kira-kira langkah apa yang bakal dilakukan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky?
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.