Djawanews.com – Presiden Rumania, Klaus Iohannis mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya menyusul tekanan besar dari kelompok oposisi yang menuntut agar dia lengser. Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Iohannis menyatakan bahwa keputusannya ini diambil untuk mencegah negara dari krisis politik yang lebih besar.
"Demi menyelamatkan Rumania dan warga Rumania dari krisis serta perkembangan negatif yang tidak perlu ini, saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden Rumania," kata Iohannis dalam pidato yang disiarkan televisi setempat.
Dia akan resmi meninggalkan jabatannya pada Rabu. Keputusan itu diambil setelah kelompok oposisi mengajukan pemakzulan terhadapnya di parlemen.
Iohannis menegaskan bahwa langkah kelompok oposisi tersebut tidak berdasar karena dirinya tidak pernah melanggar konstitusi.
"(Pemakzulan) itu langkah yang sia-sia karena dalam beberapa bulan ke depan saya memang akan meninggalkan jabatan ini. Itu juga langkah yang tidak berdasar karena saya tidak pernah melanggar Konstitusi. Selain itu, ini adalah tindakan yang merugikan," kata Iohannis (65) dalam pidatonya dilansir ANTARA dari Anadolu, Senin, 10 Februari.
Pada Desember lalu, Mahkamah Konstitusi Rumania membatalkan putaran kedua pemilihan presiden yang semula dijadwalkan berlangsung pada 8 Desember.
Tokoh sayap kanan, Calin Georgescu, memenangkan putaran pertama pada 24 November, namun kemenangannya memicu tuduhan adanya campur tangan Rusia.
Hal ini akhirnya membuat Mahkamah Konstitusi membatalkan pemilihan tersebut.
Pemilu dua putaran kini dijadwalkan ulang pada 4 Mei, dengan putaran kedua pada 18 Mei jika tidak ada kandidat yang memperoleh lebih dari 50 persen suara.
Masa jabatan kedua dan terakhir Iohannis sebenarnya telah berakhir pada 21 Desember, namun ia tetap menjabat hingga penggantinya terpilih.