Djawanews.com – Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat setelah penembakan yang menewaskan dua orang termasuk Wali Kota Manta Agustin Intriago pada Minggu, 23 Juli.
Presiden Lasso pada Hari Senin mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di tiga provinsi pesisir yakni Provinsi Manabi dan Los Rios serta di Kota Duran, dekat Guayaquil.
Hal ini juga terjadi setelah kerusuhan pada akhir pekan di penjara Penitenciaria del Litoral, Guayaquil, yang melibatkan bentrokan antar geng di dalam penjara.
Presiden Lasso sering kali mengumumkan keadaan darurat saat Ekuador berjuang melawan kerusuhan di penjara dan gelombang kekerasan di seluruh negeri.
"Kita tidak dapat menyangkal bahwa kejahatan terorganisir telah merasuki negara, organisasi politik dan masyarakat itu sendiri, ini adalah masalah yang telah terjadi selama lebih dari satu dekade," kata Presiden Lasso setelah pertemuan kabinet keamanan, melansir Reuters 25 Juli.
Keadaan darurat akan berlangsung selama 60 hari di provinsi dan kota tersebut, sementara jam malam akan bervariasi selama periode itu, kata pemerintah.
Sebelumnya, polisi mengatakan mendiang Intriago (38 tahun) yang terpilih kembali sebagai Wali Kota Manta pada Bulan Februari, sedang melakukan inspeksi pekerjaan umum di kota tersebut pada saat serangan terjadi.
Komandan polisi regional Edwin Noguera mengatakan kepada wartawan, seorang pria bersenjata keluar dari sebuah truk curian dan menembaki Intriago, mengenai dirinya dan seorang wanita yang digambarkan sebagai "korban tambahan". Keduanya meninggal karena luka-luka mereka.
Petugas keamanan membalas tembakan dan melukai pengemudi kendaraan tersebut, yang kini berada dalam tahanan polisi sambil menerima perawatan medis di rumah sakit. Noguera mengatakan pria tersebut adalah seorang warga negara Venezuela yang tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Tersangka penembak melarikan diri, kata Noguera.
Pembunuhan Wali Kota Manta juga sedang diselidiki, kata Presiden Lasso.
Sementara itu, kerusuhan pada Hari Minggu menewaskan sedikitnya enam narapidana dan melukai 11 lainnya, menurut otoritas penjara SNAI.
Para narapidana juga menyandera 96 sipir di penjara-penjara di Cotopaxi, Azuay, Cañar, El Oro dan Napo, serta melanjutkan aksi mogok makan yang dimulai pada Hari Minggu di 13 penjara Ekuador, tanpa mengungkapkan alasan aksi mogok tersebut.
Diketahui, sistem penjara di negara Amerika Selatan telah menghadapi masalah struktural selama beberapa dekade, tetapi kekerasan di penjara telah melonjak sejak 2021, menewaskan sedikitnya 400 orang dalam konfrontasi yang sering terjadi, yang telah menarik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika.