Pilpres 2019 memanas sebelum hari raya. Setelah hari raya, Mahfud MD beranggapan bahwa situasi mulai dingin.
Pilpres 2019 memanas setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi nasionalnya. Dalam pengumuman tersebut, diperoleh hasil bahwa paslon 01 mendapatkan suara lebih banyak daripada paslon 02. Menanggapi hal tersebut, pasangan calon 02 melayangkan gugatannya ke Mahkama Konstitusi.
Pilpres 2019 memanas, namun pascalebaran situasi dinilai mulai dingin.
Hal senada juga dikatakan oleh mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD. Mahfud MD mengatakan bahwa suhu politik pasca pemilu 2019 mulai dingin. Yang semula memanas, kini sudah mulai digembosi selama bulan Ramadan
Pernyataan Mahfud MD disiarkan melalui media televisi, yaitu Kompas TV pada Kamis (6/6/2019). Dalam pernyataannya, Mahfud mengatakan bahwa Indonesia baru saja melewati suasana politik yang panas.
“Khusus untuk Indonesia misalnya sekarang ini, kita kan baru melewati suasana politik yang panas ya,” ungkap Mahfud MD.
“Ya kita sudah mau mulai menggembosi selama bulan ramadan, itu sudah jauh berkurang pada sebelum ramadan,” tambahnya.
Mahfud MD berharap pada momen lebaran ini dapat mendinginkan suhu politik yang sempat memanas. Menurutnya, pendinginan suhu politik harus terus dilakukan dengan mekanisme yang tersedia.
“Mudah-mudahan hari raya Idul Fitri ini memperkecil suhu politik yang tadi panas jadi berkurang-berkurang, sekarang mudah-mudahan berkurang lagi,” ungkap Mahfud MD.
“Sehingga sisa-sisa panas itu, harus terus didinginkan dengan mekanisme yang tersedia, kalau memang masih tersedia,” sambungnya dengan santai.
Dalam pernyataannya, Mahfud MD menekankan pendinginan suhu politik yang ada di Indonesia berkali-kali. Bahkan Mahfu MD menilai bahwa Idulfitri tidak harus diartikan sebagai ibadah ritual budaya saja. Ia juga menganggap hari raya tersebut sebagai ibadah ritual politik.
“Jadi, Idul Fitri itu tidak harus diartikan semata-mata sebagai ibadah ritual ya atau ritual budaya, tetapi juga bisa ritual politik,” tambahnya.
Sebelumnya Mahfud MD memang menyinggung masalah aksi kerusuhan 22 Mei lalu. Aksi tersebut dinilai menambah dampak negatif terhadap kondisi politik di Indonesia. Memang, dampak negatif pemilu 2019 mulai terasa setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi suara pada Selasa (21/5/2019) lalu.
Menyambung pernyataan sebelumnya, Mahfud sempat menjelaskan bahwa momen hari raya Idulfitri mampu menjadi momen yang tepat. Terlebih lagi jika diadakan pertemuan antar elite politik.
Sementara di sisi lain, Jokowi sebagai kubu 01 diberitakan memiliki keinginan untuk menemui Prabowo, kubu 02. Rencana pertemuan tersebut memang belum terealisasikan. Menanggapi rencana tersebut, beberapa pihak meyakini bahwa dengan bertemunya kedua kubu dapat menjaga suhu politik Indonesia tetap stabil.
Meskipun rencana pertemuan antara Jokowi dan Prabowo belum terlaksana, masyarakat berharap pertemuan segera dilakukan. Untuk menghindari kondisi Pilpres 2019 memanas lagi.