Selain Memenuhi Kebutuhan Pokok Manusia, Petani Juga Memenuhi Ketahanan Pangan Indonesia.
Seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan hamparan tanah pertanian yang luas dari Sabang hingga Merauke.
Maka tak heran, jika di negara ini ada hari spesial untuk para pahlawan pertanian yang diperingati setiap tanggal 24 September yakni Hari Tani Nasional atau National Farmer’s Day.
Hari Tani Nasional ini memnag kurang begitu dikenal jika dibandingkan dengan Hari Pahlawan atau Hari Kartini. Meski begitu, hari istimewa ini layak untuk dirayakan dan diperingati oleh para petani seluruh Indonesia dan juga kita, yang turut mendapatkan manfaat dari pertanian.
Pada zaman orde baru, pekerjaan petani dengan bantuan negara dapat menghantarkan kesuksesan yakni dengan memberikan devisa negara yang tertinggi serta mengubah wajah dan status negara dari pengimpor beras menjadi pengekspor beras terbesar di dunia dan tercapainya swasembada beras pada tahun 1980.
Peran petani sangatlah besar, selain memenuhi kebutuhan pokok manusia, petani juga dapat memenuhi ketahanan pangan Indonesia.
Melihat Nasib Petani ke Depan
Arus globalisasi di era milenial saat ini menuntun masyarakat menjadi insan yang selalu mencari jalan pintas.
Padahal masyarakat milenial membutuhkan bahan dasar pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tersebut, milenial perlu membutuhkan pekerjaan yang disebut bercocok tanam, namun rupanya hal ini tidak dapat dilakukannya karena kesibukannya, oleh karena itu dibutuhkan prfesi yang bernama petani.
Kultur bangsa Indonesia makan tiga kali sehari, data membuktikan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut bahwa konsumsi beras di Indonesia sebesar 124 kg per kapita per tahun atau sebanyak 340 gram per kapita per hari. Nah dalam hal ini kita semakin tahu bukan, bagaimana pekerjaan petani sangat dibutuhkan di negeri ini.
Manfaat petani tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan nasional, akan tetapi banyak manfaat dari pekerjaan ini yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, misalnya: Membuat udara semakin sejuk, dapat mengurangi pecermaran.
Seperti yang dilansir dari kompasiana.com, hasil riset dari Pusat Kependudukaan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) usia petani nasional mayoritas berumur 45 tahun ke atas.
Bahkan rata-rata usia petani di tiga desa pertanian padi di Jawa Tengah mencapai 52 triliun. Namun kaum muda yang bersedia melanjutkan usaha tani keluarga di sana hanya sekitar 3 persen.
Ini artinya kedepan tidak ada lagi generasi baru petani. Jangan biarkan pahlawan bangsa ini punah karena tidak mendapatkan penghargaan dari pemerintah, tak cukup memberikan terima kasih melainkan berilah penghargaan dan kehormatan bagi mereka karena mereka adalah insan yang mencoba untuk menjadi hal kecil yang bermanfaat bagi bangsa.
Bagaimana nasib negara tanpa petani? Apakah negara mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia? Ironis sekali jika suatu negara masyarakatnya kelaparan, mungkin solusi yang bisa menangani kasus ini adalah impor secara masal, tapi bakal membuat negara menjadi defisit.
Oleh karena itu, di Hari Tani Nasional ini, Jasa petani begitu besar maka hormati pekerjaan mereka, jangan meremahkan hasil pekerjaan mereka. Petani milik negeri ini, petani berjasa dari masa ke masa dan terhingga tanpa kita sadari. Kita tidak boleh bersikap apriori sebelum mengerti bagaimana fakta perjuangan para petani.