Ada banyak daerah penghasil bijih besi di Indonesia, namun pengolahan bijih besi masih banyak dilakukan diluar area penambangan.
Bijih besi merupakan produk tambang yang dimanfaatkan untuk pembuatan besi gubal atau pig iron yang merupakan bahan baku utama pembuatan baja. Bijih besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam atom molekul.
Adapun yang dimaksud dengan bijih besi adalah sejenis batu dengan kandungan mineral penting, baik logam atau non logam. Bijih diekstraksi melalui penambangan kemudian hasilnya akan dimurnikan lagi agar bernilai ekonomis.
Bijih besi dapat ditemukan dalam bentuk garam oksida atau garam sulfida. Adapun mineral yang terkandung dalam bijih besi antara lain, Magnetit yang mengandung 72,4 persen besi (Fe), ilmenit yang memiliki kadar 36,8 persen Fe, hematit dengan kadar Fe 69,94 persen, dan siderite yang memiliki kandungan Fe sebesar 48,2 persen.
Sedangkan mineral besi dalam bentuk sulfida adalah pirit dan pirhotit dengan kandungan besi atas Fe masing-masing sebesar 46,5 persen dan 63,5 persen.
Bijih besi dapat ditemukan di beberapa lokasi seperti daerah berpasir dan lepas pantai. Bijih besi yang diperoleh dalam bentuk magnetit dengan berbagai macam warna akan dilebur menjadi bahan olahan besi.
Persebaran bijih besi di tanah air
Sebenarnya, ada banyak sekali daerah penghasil biji besi di Indonesia, dan hampir bisa ditemukan diseluruh kepulauan. Akan tetapi, sebagian pengolahan dari produk tambang bijih besi masih dilakukan diluar daerah penambangan.
Misalnya, pengelohan bijih besi yang nantinya diubah menjadi baja dapat ditemukan di Cilegon dan juga Banten. Adapun daerah penghasil bijih besi terbesar di tanah air antara lain:
- Sumatera
Pulau sumatera memiliki cadangan atau deposit bijih besi sebesar 158 juta ton serta 62.800 meter kubik terkhusus di Provinsi Sumatera Barat. Sebaran bijih besi di daerah sumatera barat ada daerah Tanah Datar, Pasaman, Pasaman Barat, Solok, Padang Pariaman, Sijunjung, Agam dan Katiangan Pasaman.
Selain Sumatera Barat, Provinsi Lampung juga memiliki daerah penghasil bijih besi yang dapat dutemukan di Kabupaten Tanggamus dan Juga Gunung
2. Jawa
Pulau Jawa juga memiliki daerah penghasil bijih besi dan pasir besi yang cukup banyak. Misalnya saja di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa yang banyak ditemukan pasir besi.
Sedangkan di Jawa Barat, tempat penambangan pasir besi terletak di Cipatujuh, Tasikmalaya dengan kandungan besi sebesar 30 persen hingga 40 persen. Di Jawa Tengah juga pernah ada penambangan pasir besi yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang pada tahun 1960 sampai 1972 yang berlokasi di Kabupaten Cilacap.
- Kalimantan
Selain terkenal dengan perkebunan kelapa sawitnya, Kalimantan juga terkenal sebagai daerah penghasil bijih besi. Ada beberapa wilayah di Kalimantan yang dijadikan sebagai daerah penghasil bijih besi antara lain; Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Balangan.
Sejak diterapkannya Undang-Undang Mineral dan Batu Bara, kini sudah banyak smelter yang dibangun untuk mengolah bijih besi agar kandungan logam dan mineral semakin tinggi.
Langkah ini merupakan tindak lajut dari penerapan UU Mineral dan Batubara yang melarang kegiatan ekspor mineral sebelum dilakukan pengolahan.
- Sulawesi
Sulawesi merupakan pulau yang memiliki kandungan logam yang sangat banyak di dalamnya. Salah satu logam tersebut yakni bijih besi. Tidak heran banyak daerah penghasil bijih besi yang dapat ditemukan di Pulau Sulawesi.
Adapun beberapa daerah penghasil bijih besi yang berada di Sulawesi seperti, Kabupaten Toli-Toli dengan penambangan bijih besi di dusun Pake, Luwu Timur, Lengkabana dan Pegunungan Verbeek. Adapula daerah penghasil bijih besi lain yang terletak di Palu, tepatnya di Desa Uekuli, Kabupaten Tojo Una-Una.
- Papua
Kekayaan alam tanah Papua memang tak perlu diragukan lagi. Jumlah cadangan bahan tambang yang ada di Papua sangat lah banyak ketimbang cadangan bahan tambang di pulau-pulau lain di Indonesia, salah satunya adalah pasir besi.
Namun, pasir besi yang terdapat di Papua masih tercampur dengan tanah sekitar sehingga diperlukan pengolahan khusus untuk mendapatkan bijih besi yang berkualitas.
Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral yang sangat banyak, oleh sebab itu, pemerintah harus membuka mata untuk menggali potensi tambang di sektor mineral, tidak hanya melulu disektor migas.
Industri pertambangan bijih besi juga turut menyumbang kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, seperti membuka keterisolasian daerah, menyumbang devisa negara, membuka lapangan kerja, pengadaan barang dan jasa untuk konsumsi hingga yang berkaitan degan kegiatan produksi, serta dapat menyediakan prasarana bagi pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya.
Pertumbuhan harga bijih besi (Juli 2019).
Dilansir dari seputarforex.com, harga bijih besi mengalami fluktuasi dari hari ke hari. Terpantau, sejak satu juli 2019, harga besi mengalami penguatan 119.45 dolar Amerika Serikat (AS) per Dry Metric Ton Unit (dmtu). Dan pada tanggal 2 Juli, harga besi naik di level tertingginya yakni sebesar 123.19 dolar AS per dmtu.
Pada tanggal tiga Juli hingga lima Juli 2019, harga bijih besi merosot di level 117.10 dolar AS per dmtu atau turun 4.92 persen dari level sebelumnya. Namun, harga kembali merengsek naik pada tanggal delapan Juli hingga sembilan Juli di level masing-masing 119.17 dolar AS dan 121.35 dolar AS per dmtu.
Selanjutnya, pada tanggal 10 Juli sampai 12 Juli 2019 harga bijih besi kembali turun tidak signifikan hingga di level 120.25 dolar AS per dmtu dan kembali naik pada 15-16 Juli 2019 menjadi 121.17 dolar per dmtu.
Harga bijih besi bergerak fluktuatif setiap harinya dari awal Juli 2019 sampai pada 29 Jul 2019. Harga bijih besi terpantau menguat sebesar 120.11 dola AS per dmtu, atau naik 0,02 persen dari level sebelumnya yakni 120.09 per dmtu.
Sebagai catatan, harga bijih besi sempat mengalami reli selama hampir sepekan selama 18 Juni hingga 26 Juni di level 109.19 dolar AS per dmtu. Dan hanya megalami penurunan sekali pada 25 Jun 2019 di level 107.93 dolar AS per dmtu atau turun 0,97 persen dari level sebelumnya yakni 108.99 dolar AS per dmtu.
Pada tanggal 27 Juni , harga besi kembali turun sebesar 0,43 persen di level 108.72 dolar AS per dmtu. Namun setelah itu kembali mengalami reli hingga tanggal dua Juli di level 123.19 dolar AS per dmtu.
Laju bullish yang mengesenkan bijih besi pada akhir pertengahan Juni hingga awal Juli tampak memudar dan bergerak fluktuatif sampai akhir bulan Juli. Pergerakan harga bijih besi yang naik turun itu disebabkan karena bangkitnya stok baja di Pelabuhan China.
Salah satu pabrik bijih besi terkenal di Asia yang berasal dari Korea Selatan, Posco, memprediksi harga bijih besi akan kembali turun di bawah 100 dolar AS per dmtu pada kuartal IV 2019. Adapun pada kuartal ke II 2019, Posco memproyeksikan harga akan bertahan di level 100 dolar AS hingga 110 dolar As per dmtu.
Proses pengolahan bijih besi menjadi besi
Sebagai informasi, bijih besi yang ditambang biasanya masih tercampur dengan batu pengering seperti silikat dan aluminat. Karenanya material ini perlu dicuci terlebih dahulu di saluran goyang.
Selanjutnya, material yang telah bersih dipecahkan secara bertingkat hingga menjadi halus. Proses pemecahan menggunakan mesin hammer mill dan kemudian dihancurkan memakai mesin gyratory mill sampai proses grinding dengan mesin ball mill.
Setelah menjadi butiran halus, material ini akan akan diproses kembali secara magnetik, dimana butiran bijih besi dicuci dengan air di dalam sebuah silinder yang telah dilapisi bahan magnet.
Kemudian bijih besi yang bersifat magnetit (Fe3O4) serta Hemait (Fe2O3) akan terpisah secara otomatis dan tingkat kemurnian pada bijih besi yang dihasilkan akan semakin meningkat.
Asal tau saja, bijih besi yang bersifat hematitif mempunyai daya magnet yang rendah. Untuk dapat meningkatkan daya magnetnya, bijih besi harus di panggang terlebih dahulu. Pada saat proses ini dilakukan, akan terjadi pemisahan sekali lagi antara material yang memiliki kadar Fe sebesar 65 persen dengan material non magnet.
Kemudian, proses tersebut dilanjutkan dengan proses kalsinasi guna menurunkan kadar air yang terkandung dalam bijih besi dengan menggunakan mesin rotary dyer.
Material akan dimasukkan kedalam silinder yang berputar dengan arah yang berlawanan. Setelah itu silnder akan dikenai uap panas dengan suhu 200 derajat hingga 300 derajat celcius yang berasal dari burner.
Setelah proses kalsinasi selesai, bijih besi akan dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin pan pelletizer. Untuk dapat dibuat pellet, bijih besi harus dicampur dengan batubara serta binder bentonit dengan komposisi tertentu.
Penggunaan batubara bertujuan untuk meningkatkan kadar besi melalui proses reduksi internal. Sedangkan binder bentonit ditambahkan agar konsentrasi besi oksida yang halus bisa merekat dan membentuk gumpalan.
Bijih besi yang telah bercampur dengan batubara dan binder bentonit kemudian dimasukkan dalam mesin pelletizing dengan cara bertahap. Proses perputaran dalam pelletizer akan membuat partikel partikel halus saling mendekat dan menekan satu dengan lainnya.
Dengan begitu, partikel-partikel halus akan membentuk gumpalan pellet basah atau green pellet dengan diameter 12 mm dan memiliki daya tekan sebesar 5 kg per pellet.
Selanjutnya dilakukan proses reduksi dengan menggunakan gas alam (CO2) sebagai reduktor. Penggunaan CO2 sangat penting untuk memurnikan kandungan besi oksida menjadi besi murni melalui yang disebut proses reduksi eksternal dan internal.
Seluruh aktivitas ini akan dilakukan dengan suhu tinggi hingga 1700 derajat celcius agar material oksida besi dapat terpisah dan membentuk besi murni dengan kadar 92 persen. Sedangkan kandungan oksidanya akan berubah menjadi gas CO2.
Material yang telah terbentuk kemudian didinginkan dalam mesin pendingin hingga suhunya berubah menjadi 60 derajat celcius. Hasil dari proses pendinginan ini berupa pellet dengan diameter 12 mm sampai 15 mm dengan kualitas yang sesuai dengan standar serta memiliki daya tekan sebesar 250 mpa.
Dan yang terahkir adalah produksi pig iron, green pellet akan dibentuk sesuai dengan desain tertentu. Pellet yang diperoleh melalui proses pelletizer kemudian dimasukkan ke dalam tungku blast furnace.
Kemudian, dilanjutkan dengan penambahahan larutan kapur dan gas CO2 dengan komposisi tertentu sebagai zat pereduksi.
Proses produksi pig iron dimulai dengan pelelehan untuk memisahkan kembali kandungan di dalam green pellet antara logam besi dan kotoran karena perbedaan berat jenis.
Sementara itu, besi yang dihasilkan akan mengandung kadar Fe sebesar 95 persen. Hasil dari proses ini kemudian akan dialirkan ke mesin casting untuk dicetak sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan bijih besi
Bijih besi yang sudah ditambang sudah pasti akan diolah menjadi besi, namun produk olahan besi akan memiliki tingkat kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda dan sangat bergantung dari campuran bahannya.
Bijih besi akan melalui tahap peleburan dan akan dicampur dengan unsur lain. Setelah dileburkan, bijih besi akan dimasukkan kedalam cetakan dan akan disesuaikan dengan jenis besi yang akan diproduksi.
Lantas, apa saja manfaat dari bijih besi?
Bijih besi memiliki manfaat yang amat besar dalam peranan kehidupan manusia. Dalam sektor industri misalnya, bijih besi akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan besi baja dan kawat baja.
Untuk pembuatan besi baja, bijih besi murni akan dileburkan dan akan langsung dicetak tanpa campuran unsur lainnya.
Besi baja disebut-sebut memiliki kekuatan yang sangat baik dan kerap kali digunakan sebagai penopang konstruksi untuk proyek-proyek bangunan.
Besi baja biasanya kerap dimanfaatkan sebagai penopang konstruksi bawah tanah, struktur konstruksi jembatan, kawat atau tali baja yang dapat dunakan sebagai alat pengangkut pada crane hingga digunakan dalam industri otomotif misalnya pembuatan roda, bodi dan lain sebagainya.
Bijih besi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan besi tuang. Perlu diketahui, besi tuang merupakan salah satu jenis logam ferro yang dibuat dari campuran besi dan karbon.
Hasil dari campuran itu akan akan membentuk logam yang sangat kuat serta memiliki daya tahan yang lama. Biasanya jenis besi tuang ini akan dimanfaatkan untuk alas mesin, meja perata hingga cincin torak
Kemudian, manfaat lain dari bijih besi adalah dapat digunakan sebagai besi tempa. Bijih besi akan dicetak dengan ukuran-ukuran tertentu untuk dibuat menjadi lembaran-lembaran.
Besi tempa memiliki kandungan 99 persen bijih besi dan dapat diaplikasikan untuk membuat barang seperti, pedang, plat penambal lubang atau kebocoran pada konstruksi besi, penyambung konstruksi baja hingga pembuatan bracket-bracket alias dudukan.
Selanjutnya, bijih besi digunakan untuk pembuatan baja lunak dan baja sedang. Baja lunak dibuat dengan campuran bijih besi dengan karbon. Baja lunak merupakan jenis besi yang amat mudah dipotong dengan menggunakan gergaji tangan.
Adapun baja sedang merupakan jenis baja yang lebih keras ketimbang baja lunak. Meskipun sama-sama terbuat dari campuran bijih besi dan karbon, namun baja lunak memiliki campuran karbon yang lebih besar yakni sebanyak 0,4 persen hingga 0,6 persen. Sedangkan baja lunak memiliki campuran karbon sebesar 0,1 persen hingga 0,3 persen.
Lebih dalam lagi, bijih besi dapat dimanfaatkan dalam pembuatan aksesoris rumah tangga. Banyak aksesoris dan peralatan rumah tangga yang dibuat menggunakan biji besi yang dicampur dengan bahan lainnya seperti, nikel, krom, tembaga dan lain sebagainya.
Untuk aksesoris yang dibuat dengan biji besi antara lain; gelang, kalung cincin, gagang kacamata, kunci rumah hingga peralatan dapur.
Sebagai catatan, industri bijih besi akan semakin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara apabila pemerintah berhasil melakukan integrasi antara tambang bjih besi hingga produksi pengolohan bijih besi.
Adanya program industri hilirisasi alias integrasi produk tambang dengan produk olahan hasil tambang akan membantu mencegah bahan mentah diekspor langsung dalam jumlah yang besar. Dengan begitu, kekayaan sumber daya alam Indonesia akan dapat digunakan untuk kepentingan bangsa sendiri.