Djawanews - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diminta bergabung oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam operasi search and rescue (SAR) kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WIB.
Kepala BPPT Hammam Riza bilang, pihaknya akan menerjunkan tenaga ahli serta peralatan survei kemaritiman BPPT dalam operasi SAR tersebut. Tenaga ahli yang diminta KNKT adalah tenaga ahli yang terlibat dalam operasi investigasi tenggelamnya MV Nur Alya yang tenggelam pada tahun 2018 di perairan Halmahera yang ditemukan oleh BPPT pada tahun 2020.
"Pengalaman dalam operasi SAR selama ini, BPPT selalu menjadi andalan KNKT, yang selama ini telah berhasil secara langsung dan tidak langsung dalam upaya SAR dan investigasi kecelakaan transportasi khususnya di laut maupun perairan," urai Hammam dalam siaran persnya, Jumat (23/4/2021).
BPPT yang diajak bergabung oleh KNTK diminta ikut mengoperasikan dan melakukan pengolahan data dari peralatan magnetometer yang akan di-install di kapal BASARNAS.
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho menyampaikan Tim dari BPPT saat ini sudah bersiap di Pelabuhan Banyuwangi, kemudian akan bergabung dengan Tim Gabungan SAR KRI Nanggala.
Sesuai prosedur SAR, pendeteksian awal dilakukan dengan magnetometer untuk mencari anomali medan magnet yang mungkin ditimbulkan oleh suspect kapal selam. Kemudian pencarian dilanjutkan dengan pengambilan gambar objek suspect dengan Side Scan Sonar + Maggy, untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi yang jelas dari objek sekaligus dimensi objek.
"Tim ahli sudah siap bergabung untuk mendukung Tim Gabungan SAR yang terdiri dari Basarnas, KNKT, BPPT, PPGL, TNI dan asset SAR nasional lainnya, saling bekerjasama dan saling mendukung untuk segera menemukan keberadaan kapal selam KRI Nanggala," tutupnya.
BPPT sudah beberapa kali terlibat dalam operasi SAR. Berdasarkan rekam jejaknya, berikut ini sejumlah pencarian dalam kecelakaan yang pernah ditangani oleh BPPT:
- KM Gurita di Sabang (1996)
- Boeing 737 Adam Air 574 di Sulawesi Tenggara (2007)
- Kapal feri Bahuga Jaya di Selat Sunda (2012)
- Menemukan Kotak Hitam AirAsia QZ8501 (2014)
- Lion Air JT610 (2018)
- Identifikasi KM Sinar Bangun di Danau Toba (2018)
- Sriwijaya Air SJ 182 (2020)
- Kapal M.V. Nur Allya (2021)