Dilansir dari blog.netray.id: Toilet umum di SPBU yang menjadi salah satu fasilitas umum ramai diperbincangkan warganet hingga kata ‘toilet’ menduduki trending Twitter pada Selasa, 23 November 2021. Hal ini bermula dari unggahan video yang menunjukkan Menteri Erick sedang mempertanyakan ‘kenapa gak gratis’ kepada petugas penjaga toilet SPBU di Probolinggo, Jawa Timur. Pertanyaan ini pun tentu saja membuat bingung petugas yang notabene merupakan pekerja yang kurang mengetahui kebijakan tentang fasilitas umum yang menurut Menteri Erick semestinya tak berbayar atau gratis.
Menurut Wikipedia, fasilitas umum atau fasum adalah istilah umum yang merujuk kepada sarana atau prasarana atau perlengkapan atau alat-alat yang disediakan oleh pemerintah yang dapat digunakan untuk kepentingan bersama dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dalam menggunakan fasilitas umum, masyarakat tidak dikenai biaya. Pengertian fasilitas umum inilah yang kembali ditegaskan oleh Menteri Erick dalam video tersebut.
Atas kejadian ini, Netray turut menulusuri seberapa besar atensi publik melihat hal ini? Dan apa yang ingin diungkapkan mereka? Berikut pantauan Media Monitoring Netray.
Statistik Twitter
Netray mencoba menelusuri keramaian ini di kanal Twitter dengan menggunakan kata kunci fasum && bayar, fasilitas umum && berbayar, dan toilet. Hasilnya, dengan menggunakan kata kunci tersebut ditemukan sebanyak 4.762 tweet dengan periode pemantauan selama 21-23 November. Topik ini cukup menyedot perhatian warganet, terlihat dari gambar di bawah ini yang mana angka potential reach menyentuh 91 juta akun dengan total impresi sebanyak 51 ribu.
Lantas apa yang tengah menjadi sorotan publik hingga topik ini mampu mencapai ribuan tweet dalam 3 hari pemantauan? Melalui fitur Top Words, terlihat beberapa kosakata yang menjadi dominasi perbincangan warganet pada topik ini. Pertamina tentu saja menjadi sorotan utama terkait fasilitator toilet umum yang tengah dikritisi warganet. Bahkan beberapa warganet juga menyinggung kata pungli dan bisnis dalam topik ini. Warganet menilai penarikan biaya di toilet umum tersebut sama halnya dengan pungutan liar dan pengadaan toilet berbayar ini telah dijadikan ladang bisnis bagi oknum yang merupakan penyewa lahan.
Dari banyaknya tweet yang diunggah warganet, 45 persen di antaranya adalah tweet yang terindikasi sebagai tweet bersentimen negatif. Tweet berupa komplain menjadi salah satu tweet yang menyumbang tweet negatif tersebut. Topik ini ternyata tak hanya menyentil Pertamina, tetapi Menteri Erick pun juga tengah menjadi sasaran kritik warganet. Dari kata rugi, warganet mengkritik sekelas Menteri BUMN pertanyaan toilet berbayar seharusnya bukan menjadi masalah, tetapi pertanyaan tentang kerugian Pertamina yang justru semestinya lebih diperhatikan. Selain itu, Menteri Erick Thohir juga menjadi sasaran kritik karena dinilai hanya mencari pencitraan dengan mempermasalahkan fasum berbayar.
Warganet; Masih Banyak Urusan Lain
Kritikan terhadap Menteri Erick tak hanya berhenti di situ. Beberapa warganet juga turut mengungkapkan opininya terkait PR Menteri BUMN yang seharusnya lebih mendapat perhatian. Salah satu permasalah BUMN yang harus menjadi perhatian ialah kerugian yang menimpa PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Perusahaan plat merah ini disinyalir tengah mengalami kerugian hingga mencapai USD 2,8 miliar atau setara Rp 39 triliun (asumsi Rp 14.227 per USD). Hal ini tentu saja menjadi sasaran kritik warganet tentang kinerja petinggi BUMN tersebut.
Selain menyinggung perusahaan plat merah yang merugi, warganet juga tengah mengugkit bisnis PCR yang pernah menyeret nama Erick Thohir. Pembebasan biaya toilet umum yang tengah dikritisi Menteri Erick justru menjadi bumerang. Warganet kembali mengungkapkan bahwa keinginan fasilitas kesehatan, seperti PCR yang justru ingin dibebasbiayakan. Harga PCR yang berubah-ubah dan dinilai mahal masih menjadi polemik di tengah masyarakat. Sehingga opini penggratisan layanan pendeteksi Covid-19 terus digaungkan publik.
Warganet; Terima Kasih, Pak Erick
Meski banyak mendapat kritikan atas kejadian, namun beberapa warganet juga menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Menteri Erick terhadap fasilitas umum berbayar tersebut. Selain mendukung hal ini warganet juga berharap penggratisan fasitilitas umum tersebut juga dibarengi dengan tingkat kebersihan sehingga sarana dan prasaran umum ini dapat benar-benar dinikmati oleh publik.
Selain itu, tak sedikit juga warganet yang mengungkapkan tak mempermasalahkan terkait penarikan biaya di toilet umum. Hal ini dinilai warganet sebagai bentuk apresiasi pengguna kepada petugas kebersihan dan penjaga fasilitas umum. Di sisi lain, dengan adanya petugas tersebut juga menjadi ladang pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan. Sehingga terdapat warganet juga menyarankan agar mempertimbangkan kebijakan penggratisan ini karena kebijakan tersebut disinyalir dapat menghilangkan pekerjaan petugas kebersihan tersebut.
Respons Pertamina
Atas keriuhan ini, Corsec Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting pun buka suara. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada para pemilik dan pengurus SPBU baik yang dimiliki penuh oleh Pertamina maupun yang bermitra dengan pihak swasta untuk menggratiskan penggunaan toilet di SPBU. Selain itu, ia dan Pertamina juga menyampaikan terima kasih atas perhatian Erick Thohir terhadap layanan SPBU.
Pengadaan fasilitas umum yang telah ditetapkan oleh regulasi pemerintah daerah maupun pusat memang selayaknya menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik usaha maupun gedung atau sarana pelayanan umum. Kebijakan pembebasan biaya terhadap fasilitas umum tentunya diperuntukan masyarakat sebagai penikmatnya. Namun, di balik penggratisan tersebut bukan menjadi suatu alasan apabila kita juga ingin berbagi kepada pelayan atau petugas kebersihan fasilitas umum.
Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait sidak toilet umum berbayar. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://blog.netray.id/