Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada beberapa tokoh ini.
Seperti yang dilansir dari kompas.com, upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional tersebut diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (08/11) lalu.
Gelar pahlawan nasional diberikan Presiden Jokowi kepada 6 tokoh. Tiga diantaranya merupakan anggota BPUPKI/PPKI, satu tokoh perempuan dalam jurnalisme dan pendidikan, dua tokoh lainnya yakni sultan dari salah satu provinsi dan tokoh dokter yang berjasa di dunia pendidikan.
Penasaran dengan siapa saja tokoh yang mendapatkan gelar pahlawan nasional? Yuk Simak!
Tokoh yang Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional
Acara penganugerahan gelar pahlawan nasional ini diawali dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan mengheningkan cipta.
“Untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa, mengheningkap cipta dimulai,” tutur Presiden Jokowi.
Setelah selesai mengheningkan cipta, acar kemudian dilanjut dengan pembacaan Keppres dan penyerahan gelar pahlawan nasional berupa piagam. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa dan ditutup dengan ucapan selamat.
Sebagai informasi, keputusan penganugerahan gelar pahlawan nasional itu telah tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/TK tahun 2019 tertanggal 7 November 2019. Presiden Jokowi menyerahkan gelar pahlawan nasional tersebut kepada ahli waris masing-masing tokoh.
Adapun Tokoh yang diberi gelar pahlawan oleh Presiden Jokowi, sebagai berikut.
1. AA Maramis
AA Maramis merupakan tokoh dari Sulawesi Utara yang pernah menjadi anggota BPUPKI dan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Pria kelahiran 20 Juni 1897 ini pernah menjadi Menteri Keuangan di empat periode berbeda, yakni pada 1945, 1947-1948, 1948, dan 1949.
Selain itu, AA Maramis juga pernah menjadi Menteri Luar Negeri pada 1948-1949. Setelahnya AA Maramis menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Filiphina, Jerman Barat, Uni Soviet, dan Finlandia.
2. Abdul Kahar Mudzakkir
Abdul Kahar Mudzakkir mendapatkan gelar pahlawan nasional. Kahar Mudzakkir merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pria kelahiran Kotagede, Yogyakarta pada 1908 dan wafat pada 2 Desember 1973 itu juga menjadi perintis Universitas Islam Indonesia (UII).
3. KH Masykur
KH Masykur merupakan anggota BPUPKI. Pria kelahiran 30 Desember 1902 Desa Pagetan, Singosari, Malang, Jawa Timur ini dikenal sebagai tokoh dan ulama dari Nahdlatul Ulama (NU). KH Masykur diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Agama di tiga periode berbeda, yakni pada 1947-1949, 1949, dan 1953-1955.
4. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi
Sultan Himayatuddin adalah seorang Sultan Buton untuk dua periode jabatan yakni sebagai Sultan ke-20 pada tahun 1750-1752 dan sebagai sultan ke-23 pada 1760-1763. Ia mendapatkan gelar pahlawan karena kegigihannya melawan penjajah Belanda di tanah Air.
Bahkan, dirinya sampai harus rela turun kasta akibat perlawanannya dulu.
5. Ruhanna Kudus
Ruhanna Kudus merupakan tokoh jurnalis perempuan pertama asal Koto Gadang, Kabupaten Agam Sumatera Barat. Dia adalah sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia dan membuat surat kabar Sunting Melayu yang terkenal di rumah 1970-an.
6. Sardjito
Sardjito merupakan perintis serta rektor pertama UGM pada 1950-1961, lalu menjabat sebagai rektor di UII pada 1961-1970. Selama ini, nama Sardjito juga telah diabadikan sebagai nama rumah sakit umum pusat di Yogyakarta.