Djawanews.com – Dokter Spesialis Anak RSUD Kalisari Batang, dr. Tan Evi Susanti mengungkakan hingga hari ini ilmuwan belum menemukan cara penularan penyakit thalasemia secara genetis.
Ia pun menyarankan untuk memutus mata rantai penularan kelainan darah tersebut secara sosial.
“Pencegahannya dengan screening darah di usia subur. Kalau sudah tahu menderita thalasemia agar cari pasangan hidup jangan yang sama memiliki potensi atau pembawa thalasemia,” kata dr. Tan dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng.
Sebagai informasi, thalasemia merupakan kelainan darah yang diturunkan secara genetis dari orang tua. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.
Akibatnya, penderita thalasemia kerap mengalami gejala kesehatan seperti mudah merasa lelah, gampang mengantuk, hingga sesak napas. Jika penyakit ini diabaikan dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian.
“Kondisi ini menyebabkan tubuh kadar Hemoglobin (HB) lebih rendah dari orang normal pada umumnya. Penderita thalasemia mayor harus dibantu dengan transfusi darah setiap 2-4 minggu sekali seumur hidup,” kata dr. Tan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.