Djawanews.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nadiem Makarim berencana menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Assesmen Nasional (AN).
Nadiem mengatakan, saat ini sekolah negeri banyak diisi oleh siswa yang tergolong mampu secara ekonomi.
Padahal seharusnya, sekolah negeri diisi oleh siswa yang kurang mampu karena biayanya ditanggung oleh pemerintah.
“Aneh kan, siswa dengan tingkat ekonomi tinggi di sekolah negeri, yang rendah di sekolah swasta. Bagi kita yang mikir sekolah swasta mahal-mahal itu mispersepsi. Sebagian besar sekolah swasta di daerah yang tidak mampu,” ujar Nadiem melalui siaran langsung di Instagram, Jumat (11/12/2020).
Hal tersebut dia peroleh dari hasil seleksi PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional). Dalam seleksi yang digelar di 77 negara itu, juga dilakukan analisa terhadap latar belakang ekonomi siswa.
Hasil seleksi di Indonesia ditemukan, sebagian besar siswa dengan ekonoi rendah justru masuk ke sekolah swasta. Nadiem menilai, hal ini bisa teradi karena sistem masuk sekolah negeri berdasarkan nilai UN.
Mereka yang berhasil masuk ke sekolahnegeri adalah yang mendapat nilai UN tinggi sebelum ada sistem zonasi.
“Yang dapat UN tinggi yang orang tuanya mampu bimbel anaknya untuk dapat angka lebih tinggi. Anak yang enggak punya uang enggak masuk. Lcu kan?” ujar Nadiem.
Atas dasar itu, Nadiem memutuskan untuk mengubah sistem seleksi sekolah negeri dan menghapus UN.
Adapun AN yang disiapkan menjadi penggani UN, akan dibuat sebagai seleksi yang tidak bisa dipelajari siswa melalui bimbingan belajar.
Dia menjelaskan, AN akan mengukur kemampuan literasi dan numerasi siswa melalui Asesmen Kompetisi Minimum (AKM) yang tidak bisa dipelajari seperti UN. AN juga tidak berdampak pada siswa, akan tetapi dipergunakan untuk mengevaluasi sekolah.