Djawanews.com – Guna mencegah penyebaran covid-19, larangan mudik diberlakukan. Berdasarkan penjelasan Kemenhub (Kementerian Perhubungan), telah disiapkan tiga fase antisipasi terhadap arus dari dan menuju Jakarta.
“Aturannya tetap tegas. Masyarakat yang tetap mudik akan dikembalikan. Travel akan ditindak tegas atau mobil dikandangkan,” tegas Adita Irawati, Juru Bicara Kemenhub, Selasa (09/05/2020).
Penjelasan Kemenhub Terkait 3 Fase Antisipasi Mudik
Adita menjelasakan bahwa fase pertama berlangsung hingga 23 Mei 2020 dengan langkah antisipasi berupa pengetatan di posko check point di ruas jalan tol dan nontol.
“Pemerikasan para pengendara akan dilakukan oleh Polisi, Dishub, dan Satpol-PP, serta TNI dan Kementerian Kesehatan,” jelasnya.
Selain itu, jalan alternatif dan jalan kecil dengan potensi sebagai jalan tikus juga diperketat. Untuk bus pengangkut penumpang akan diberi stiker khusus. Hal ini sesuai dengan SE Nomor 4 Tahun 2020.
“Bus nanti ada stiker untuk memudahkan petugas melakukan pengawasan,” tambah Adita.
Fase kedua diberlakulan saat puncak Lebaran, yaitu 23 dan 24 Mei 2020. Langkah antisipasinya mirip dengan fase pertama, namun pengetatan wilayah Jabodetabek ditingkatkan.
Fase ketiga diberlakulan pasca-Lebaran. Langkah antisipasinya adalah penguatan personel dalam melakukan penyekatan lalu lintas (masuk dan keluar) Jabodetabek. Kendaaraan yang masuk wilayah Jabodetabek akan disemprot disinfektan. Adita menambahkan, sanksi akan ditegakkan bagi para pelanggar.
“Sanksi di jalan ini ada di Kepolisian. Pihak Kepolisian sama, ini semua harus ditegakkan. Sanksi kurungan dan denda Rp100 juta itu sanksi maksimal. Sesuai pasal 22 UU Nomor 6 tentang Kekarantinaan Kesehatan, bahwa nanti di lapangann itu diskresi Kepolisian,” tambah Adita mengakhiri penjelasan Kemenhub terkait larangan mudik Lebaran.
Untuk mengakses info terkini lain, ikuti terus berita hari ini.