Djawanews.com – Penumpang kereta apil listrik alias KRL commuter line dilarang menggunakan masker jenus scuba karena dianggap tidak efektif mencegah risiko paparan debu, virus, dan bakteri.
Imbauan ini disampaikan melalui akun Instagram @commuterline, pada 12 September lalu.
“Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya 5 persen efektif mencegah risiko terpaparnya akan debu, virus, dan bakteri,” tulis @commutirline di Instagram, dikutip Djawanews, Selasa (15/9/2020).
Dalam unggahan tersebut, PT KCL juga menjelaskan efektivitas jenis-jenis masker.
Masker N95 adalah yang paling efektif untuk mencegah paparan debu, virus, dan bakteri 95 persen hingga 100 persen.
Selanjutnya, masker bedah memiliki efektivitas 80-95 persen mencegah paparan virus, dan bakteri. Pun demikian dengan masker jenis FFPI yang efektivitasnya sama dengan masker bedah.
Sementara masker bahan tiga lapis memiliki efektivitas 50-70 persen, dan masker jenis scuba memiliki risiko paparan paling tinggi, sebab efektivitasnya hanya 0-5 persen.
Jumlah penumpang KRL commuter line diketahui anjlok sekitar 19 persen pada pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total di DKI Jakarta pada Senin (14/9/2020) kemarin.
Saat masa PSBB jilid II, jam operasional KRL masih dimulai pukul 04.00 – 21.00 WIB dengan 875 perjalanan KRL per hari. Kapasitas penumpang juga mengikuti aturan, yaitu 74 orang per kereta.