Djawanews.com - Konsorsium Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI) mengungkapkan bahwa sektor industri Indonesia berpotensi menghemat energi hingga 28,7 juta kWh per tahun, yang setara dengan pengurangan biaya sebesar Rp10,3 miliar.
Temuan itu berasal dari audit energi yang dilakukan pada lima bidang usaha, termasuk pulp dan kertas, tekstil, dan alas kaki, selama periode Juni hingga Agustus lalu. Audit ini menjadi langkah awal untuk membantu industri Indonesia mengidentifikasi peluang efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon.
Audit energi yang dilakukan mencakup berbagai sistem pada proses produksi, seperti boiler, kompresor udara, distribusi uap, kelistrikan, pendingin, serta sistem motor dan pompa.
Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Hendra Iswahyudi, menekankan bahwa implementasi hasil audit ini dapat membantu perusahaan meningkatkan margin keuntungan sekaligus menurunkan biaya operasional hingga Rp10,3 miliar per tahun.
Selain itu, penghematan energi ini dapat mengurangi emisi karbon sekitar 13.300 ton CO₂/tahun. Johannes Anhorn, Lead Industry Decarbonization dari GIZ Energy Programme Indonesia/ASEAN, menyatakan bahwa audit energi merupakan langkah penting dalam perjalanan menuju dekarbonisasi sektor industri.
Dengan efisiensi energi, perusahaan dapat mengurangi biaya energi yang mencapai 20-30 persen dari total biaya produksi. Efisiensi energi menjadi salah satu cara tercepat untuk menurunkan biaya dan emisi secara bersamaan.
Strategi Efisien untuk Penghematan Energi
Rekomendasi yang dihasilkan dari audit energi mencakup peningkatan kinerja sistem pendingin dengan menggunakan teknologi cooling tower dan chiller modern. Selain itu, pemasangan variable speed drive (VSD) pada motor dan pompa juga dapat menurunkan konsumsi energi tanpa mengurangi keandalan operasional.
Untuk mewujudkan penghematan ini, strategi komprehensif perlu diterapkan, mulai dari langkah berbiaya rendah hingga kolaborasi dengan perusahaan jasa konservasi energi (ESCO).
Audit energi yang dilakukan oleh SETI menunjukkan bahwa sektor industri Indonesia memiliki potensi besar untuk menghemat energi dan menurunkan biaya operasional. Dengan rekomendasi efisiensi energi yang tepat, industri bisa mengurangi pengeluaran dan emisi, sekaligus meningkatkan keuntungan.
Langkah-langkah ini adalah bagian dari perjalanan panjang menuju dekarbonisasi industri dan pemanfaatan teknologi yang lebih efisien. Demikian informasi seputar penghematan energi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.