Pemindahan ibu kota akan dibarengi dengan proses industrialisasi.
Rencana pemindahan ibu kota telah menemui babak baru. Pasalnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi Baru saja memastikan bahwa ibu kota Jakarta akan dipindahkan ke Kalimantan Timur (Kaltim).
Pengumuman lokasi calon ibu kota pengganti negara tersebut disampaikan Jokowi di Istana Kepresidenan. Turut hadir mendampingi Jokowi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri ATR Sofyan Djalil dan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya
Selain itu, dalam pengumuman lokasi calon ibu kota baru tersebut juga dihadiri oleh Gubernur DkI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.
Alasan pemindahan ibu kota dialihkan ke Kaltim
Presiden Jokowi mengatakan, alasan Kaltim dipilih menjadi calon ibu kota baru negara Indonesia adalah letak wilayahnya yang strategis dan memiliki risiko kebencanaan yang minim.
Dua wilayah yang dipilih Presiden untuk menjadi ibu kota baru adalah Kabupaten Paser Utara dan Sebagian Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Pemilihan Kaltim karena risiko bencana kecil, baik bencana banjir, gempa bumim tsunami, kebakaran hutan, dan gunung berapi,” ungkap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8/2019). Sepert dikutip dari CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, Kaltim juga memiliki letak yang sangat strategis, karena wilayahnya berada di tengah kepulauan Indonesia. Wilayah Kaltim juga berada tidak jauh dari kota yang berkembang yani Balikpapan dan Samarinda.
Dari segi ketersediaan lahan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur telah siap untuk menyediakan lahan seluas 180 ribu hektare.
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga membeberkan beberapa alasan khusus mengapa ibu kota harus diboyong dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Salah satunya adalah beban Jakarta yang dinilai terlalu berat.
“Sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, pusat jasa, bandara udara, dan Pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia” kata terang Jokowi.
Politkus PDIP ini menambahkan, Pulau Jawa juga memiliki beban yang berat karena telah menampung 150 juta atau 54 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
“Dan 58 PDB ekonomi Indonesia itu ada di Pulau Jawa, dan Pulau Jawa sebagai sumber ketahanan pangan,” tambahnya.
Presiden Jokowi mengungkapkan, Pulau Jawa tak bisa dibiarkan begitu saja untuk menanggung beban yang semakin berat.
“Kita tida bisa membiarkan secara terus menerus beban Jakarta dan Pulau Jawa semakin berat dalam hal kepadatan pendudukm kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah dan polusi udara dan air yang harus kita tangani,” tandas Jokowi.
Kendati demikian, Jakarta masih akan tetap dikembangkan menjadi kota bisnis dan keuangan dengan skala nasional dan global.
“Rencana Pemprov DKI Jakarta yang dianggarkan Rp 571 triliun tetap dilanjutkan,” katanya.
Presiden Jokowi juga mengatakan rencana Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur juga akan diikuti oleh industrialisasi di daerah itu.