Djawanews.com – Pimpinan negara G7 mengadakan rapat darurat di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali usai ledakan rudal menewaskan dua orang di Polandia.
Hal itu dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Faizasyah. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari dinamika pertemuan internasional.
"Kita mengikuti memang ada emergency meeting yang dilakukan oleh G7. Itu bagian dari dinamika terjadi pada saat konferensi internasional," ujar Faiz kepada wartawan di Bali, Rabu 16 November.
Adanya rapat darurat negara G7, dikhawatirkan akan mengganggu jadwal acara KTT G20. Menurut Faiz, memang ada beberapa penyesuaian jadwal acara, namun tidak sampai terjadi perubahan yang signifikan.
"Kita tetap menjalankan ketentuan G20 untuk hari ini. Namun sejauh pengaturan program ada beberapa penyesuaian waktu saja," ujarnya.
Sementara dari keterangan tertulis dari Uni Eropa menyebutkan, pada hari ini pimpinan negara G7 bersama dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggelar rapat darurat.
Adapun kepala negara yang menghadiri rapat darurat tersebut yaitu dari Kanada, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Itali, Jepang, Belanda, Spanyol, Inggris dan Amerika Serikat.
"Hari ini, pemimpin dari Kanada, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Itali, Jepang, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat menggelar pertemuan di sela-sela KTT G20 di Bali," bunyi keterangan tertulis tersebut.
Dalam pertemuan itu, NATO dan negara G7 mengutuk keras perbuatan Rusia yang menembakan rudal ke wilayah Ukraina dan pemukiman warga pada Selasa, 15 November.
Selain itu, mereka juga membahas soal ledakan rudal Rusia di Polandia. NATO dan G7 sepakat untuk memberikan bantuan penuh kepada Polandia.
"Kami membahas ledakan yang terhajadi di wilayah timur Polandia yang merupakan perbatasan dengan Ukraina. Kami menawarkan bantuan penuh dan bantuan untuk melakukan penyelidikan atas kejadiab di Polandia."
"Kami sepakat untuk menentukan langkah selanjutnya sesuai dengan prosedur investigasi."
NATO dan G7 menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Ukraina dan rakyat Ukraina atas serangan yang dilakukan Rusia hingga menimbulkan korban.
Mereka bahkan akan menyuarakan kecaman kepada Rusia atas serangan di Ukraina dan Polandia dalam forum G20.
"Kami akan meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakan brutalnya yang menyerang Ukraina, bahkan kami akan menyampaikan dalam pertemuan G20 untuk menangani dampak perang yang lebih luas."
Terakhir, NATO dan G7 menyampaikan duka cita kepada keluarga korban di Ukraina dan Polandia.
Diberitakan sebelumnya, Dua orang tewas akibat ledakan di sebuah desa Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina Hari Selasa, 15 November.
Ledakan itu terjadi setelah Rusia menghantam kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal di hari yang sama.
NATO pun menyatakan bakal melakukan penyelidikan terkait dugaan jika ledakan itu berasal dari rudal Rusia.
Radio ZET Polandia melaporkan bahwa dua rudal nyasar menghantam Przewodow, menewaskan dua orang, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Desa ini berjarak 6 km (3,5 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.