Djawanews.com – Cecep Maulana Muhamad, mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan (EP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui pengamatannya mengungkapkan pascapandemi biaya hidup mahasiswa Yogyakarta meningkat dua kali lipat.
Salah satu penyebabnya yaitu proses pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan mahasiswa membeli kuota ekstra.
“Pengeluaran biaya hidup mahasiswa di Yogyakarta melonjak hampir dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir,” kata Cecep dikutip dari KR.
“Pada tahun 2020 sebelum adanya pandemi, rata-rata biaya hidup mencapai Rp 1,5 juta perbulan. Hal tersebut masih sangat biasa saja dibandingkan dengan setelah pandemi yang mengalami kenaikan rata-rata biaya hidup yang mencapai 2,5 juta perbulan. Pengeluaran mahasiswa tersebut bahkan lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY tahun 2020 sebesar Rp 1,7 juta,” lanjutnya.
Kendati demikian, Cecep tidak menampik beragamnya kebutuhan dan biaya hidup setiap orang.
“Tetap saja masing-masing mempunyai pemasukan dan gaya hidup yang berbeda sehingga pengeluaran per bulannya pun tidak sama,” jelas Cecep.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.