Djawanews.com – Sejumlah kelompok mahasiswa yang berunjuk rasa di Kawasan Patung Arjunawiwaha, Jakarta Pusat menyoraki Presiden Joko Widodo alias Jokowi karena menuding demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja dipicu hoaks dan disinformasi yang tersebar di masyarakat.
Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Remy Hastian menilai tudingan Presiden Jokowi tak berdasar, sebab saat itu belum ada naskah resmi UU ‘sapu jagat’ itu.
“DPR belum menyerahkan naskah final. Kenapa Pak Presiden setelah aksi 8 Oktober menyampaikan bahwa elemen masyarakat dan mahasiswa termakan hoaks dan disinformasi? Teruak ‘Hu’ kawan-kawan,” ujar Remy, Selasa (20/10/2020).
“Huuuuuuuuuu,” seru para pengunjuk rasa.
Remy menyampaikan, gelombang demonstrasi di berbagai daerah tidak hanya dipicu Omnibus Law UU Cipta Kerja. Akan tetapi, ada banyak permasalahan bangsa yang membuat rakyat menjadi geram.
Saat berorasi, Remy juga mengkritik imbauan Kemendikbud agar mahasiwa tak turun ke jalan untuk berunjuk rasa dengan alasan pandemi Covid-19.
“Kami menjaga physical distancing, menjaga protokol kesehatan. Bapak, Ibu, ada masalah yang lebih besar dari Covid-19, yakni Oligarki,” pekik Remy.
Simak perkembangan informasi terkini baik regional, nasional, dan macanegara hanya di Warta Harian Online Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.